Konferensi Parlemen OKI: Kedalaman Khazanah Sejarah Islam di Pidato Presiden RI
- Mei 16, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota DPR RI Habib Aboe Bakar Alhabsyi, menyebut pidato Presiden Prabowo sebagai pidato yang powerful dan sangat menginspirasi. Maka dari itu dirinya memberikan apresiasi tinggi terhadap pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Konferensi Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) alias PUIC yang digelar di Gedung DPR RI pada Rabu malam, (14/5/2025).
“Kami mengapresiasi pidato Presiden Prabowo yang sangat menggugah. Bukan hanya karena keberpihakan beliau yang jelas terhadap Palestina, tetapi juga karena kedalaman khazanah sejarah Islam yang beliau hadirkan. Ini menunjukkan kapasitas seorang pemimpin yang memahami akar peradaban dan mampu menggunakannya sebagai daya ungkit membangkitkan kembali peran strategis dunia Islam masa kini,” ujar Habib Aboe Bakar.
Menurutnya, Pidato Presiden yang sarat makna, dinilai mampu menggugah semangat persatuan dunia Islam dan menunjukkan sikap tegas Indonesia dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Presiden Prabowo tidak hanya menyampaikan pandangan politik luar negeri, tetapi juga merefleksikan pelajaran sejarah dari para tokoh besar dunia Islam seperti Khalid bin Walid, Shalahuddin Al-Ayyubi, hingga Muhammad Al-Fatih.
“Penggalan-penggalan sejarah yang diangkat oleh Presiden Prabowo bukan sekadar retorika, melainkan strategi komunikasi yang cerdas untuk membangun kesadaran kolektif dan mempersatukan negara-negara anggota OKI di tengah tantangan global yang semakin kompleks,” paparnya.
Lebih lanjut, Habib Aboe Bakar juga menyoroti penekanan Presiden terhadap pentingnya solidaritas dan persatuan di antara negara-negara Islam. Dalam konteks global yang diwarnai ketidakadilan dan konflik berkepanjangan, terutama terhadap rakyat Palestina, pidato tersebut dinilai tepat dan relevan.
“Isu Palestina mendapat porsi utama dalam pidato Presiden, dan ini sangat kami hargai. Presiden menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah surut dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Sikap ini selaras dengan konstitusi kita, nilai-nilai kemanusiaan universal, dan tentu saja dengan amanat rakyat Indonesia yang mayoritas mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina,” tegas Habib Aboe Bakar.
Ia berharap, pidato tersebut tidak hanya menjadi catatan sejarah dalam forum internasional, tetapi juga diterjemahkan ke dalam langkah konkret diplomasi Indonesia, baik secara bilateral maupun multilateral.
Dalam kesempatan yang sama, Ia juga menyerukan agar parlemen dan pemerintah negara-negara OKI segera memperkuat kerja sama nyata, termasuk dalam bidang politik, ekonomi, dan kemanusiaan untuk mendukung Palestina dan memulihkan kekuatan dunia Islam secara kolektif.
“Pidato ini menjadi momentum untuk membangun optimisme dan arah baru bagi diplomasi dunia Islam. Kita membutuhkan kepemimpinan yang berani, bernurani, dan berakar kuat pada nilai-nilai sejarah serta keadilan. Dan dalam pidatonya Presiden Prabowo menunjukkannya,” pungkas Habib Aboe Bakar. •hal/aha