Komisi I dan Parlemen Ceko Bahas Penguatan Kerja Sama Strategis di Bidang Pertahanan
- Mei 15, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta — Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Ketua Komisi I, Utut Adianto, menerima kunjungan delegasi Parlemen Republik Ceko yang dipimpin oleh Deputy Speaker of the Chamber of Deputies, Jan Skopeček, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Ceko. Pertemuan yang diselenggarakan di Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025) ini menandai langkah signifikan dalam mempererat kerja sama bilateral kedua negara di berbagai sektor strategis.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno, menyatakan bahwa pembahasan menyentuh isu-isu global seperti situasi konflik di Palestina serta perang Rusia–Ukraina, di mana kedua pihak sepakat pentingnya dorongan bersama untuk perdamaian global. “Kita mendorong adanya joint statement untuk perdamaian, dan juga membahas peran bersama dalam membantu penyelesaian konflik internasional,” jelas Dave.
Selain geopolitik, pertemuan ini juga menyoroti potensi besar dalam sektor ekonomi dan perdagangan. Dave menekankan bahwa Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan Ceko. Oleh karena itu, ia mendorong agar produk-produk Indonesia, khususnya dari sektor UMKM dan industri hijau, dapat lebih banyak masuk ke pasar Eropa melalui Ceko. Pada 2023, nilai perdagangan bilateral Indonesia–Ceko tercatat mencapai USD 246,7 juta, namun dengan dominasi ekspor dari Ceko, menjadikan hal ini tantangan yang ingin segera diatasi.
“Hubungan diplomatik kita sudah cukup lama, dan Ceko adalah salah satu negara awal di Eropa yang mengakui kedaulatan Indonesia pasca kemerdekaan. Ini menjadi dasar kuat untuk meningkatkan kerja sama di sektor teknologi, pendidikan, hingga energi baru terbarukan dan kendaraan listrik,” tambah Dave.
Delegasi Parlemen Ceko pun menanggapi positif potensi kerja sama ini. Jan Skopeček menyebut bahwa Indonesia adalah negara berkembang yang stabil dan demokratis, sehingga menjadi mitra penting bagi Ceko di kawasan Asia Tenggara. Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama di sektor pertahanan dan keamanan siber, yang menjadi perhatian utama Eropa dalam menghadapi tantangan global saat ini.
Dalam sektor pendidikan, kedua pihak menjajaki peluang kolaborasi berupa program dual degree dan pertukaran mahasiswa, terutama antara Universitas Pertahanan Indonesia dan institusi serupa di Ceko. Model pendidikan seperti ini diharapkan dapat menciptakan pemimpin masa depan dengan pemahaman global yang lebih luas.
Selain itu, teknologi pertahanan menjadi topik pembahasan strategis. Indonesia menyoroti pentingnya kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan dalam negeri, termasuk potensi alih teknologi dari Ceko yang dikenal memiliki sektor pertahanan yang mapan. Delegasi Ceko menyatakan kesiapan untuk memperluas kemitraan di sektor ini, terutama dengan melihat tingginya kebutuhan pertahanan di kawasan Eropa Timur dan Asia.
Menutup pertemuan, kedua belah pihak menyatakan komitmennya untuk menerjemahkan hasil pembahasan ke dalam bentuk kerja nyata dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Pertemuan ini menjadi batu loncatan untuk meningkatkan intensitas diplomasi parlementer sekaligus memperluas jangkauan kerja sama antarnegara secara konkret.
Hubungan diplomatik Indonesia–Ceko resmi terjalin pada 1950, dan telah mencakup berbagai bidang seperti kebudayaan, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Pertemuan tahun ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan 75 tahun hubungan bilateral antara kedua negara. •ssb/aha