Kedatangan Trump ke Saudi Tata Ulang Keberpihakan Amerika terhadap Israel: Momentum Palestina Merdeka
- Mei 15, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Junico B.P. Siahaan, turut menanggapi dinamika memburuknya hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurut Junico, meskipun hubungan historis antara Amerika Serikat dan Israel selama ini tergolong sangat erat, ketegangan antara dua tokoh tersebut menunjukkan adanya dinamika politik yang lebih dalam.
Junico menilai, perubahan arah kebijakan ini bisa jadi dipengaruhi oleh tekanan atau diskusi politik tertutup di tingkat global, termasuk kunjungan Presiden AS ke Arab Saudi yang terjadi bersamaan dengan forum PUIC.
“Tetapi memang itu pasti ada alasan-alasan yang sudah sangat panjang. Hubungan baik kedua negara ini, pemimpin kedua negara ini sudah berlaku sangat panjang. Tapi kalau ada hari ini, pasti ada tekanan-tekanan politik atau ada pemikiran-pemikiran politik hari ini pun mungkin didiskusikan ketika Presiden AS datang ke Saudi Arabia hari ini,” ujar Junico kepada Parlementaria di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Legislator Dapil Jawa Barat I ini menyoroti kuatnya pengaruh Israel di sektor keuangan dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yang menurutnya menjadi hambatan utama dalam pengambilan keputusan di tingkat PBB terkait pelanggaran kemanusiaan oleh Israel.
“Kita harus akui, pengaruh Israel di Amerika sendiri, di sektor keuangan Amerika sangat besar. Nah, apakah itu bisa diputuskan? Apakah itu bisa dikurangi? Itu biarkan Amerika yang memutuskan. Kita berharap bahwa Amerika bisa berdiri di tengah,” jelas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.Junico juga menilai situasi ini sebagai momentum penting untuk menata ulang posisi Amerika dalam isu Palestina-Israel, khususnya terkait peran Amerika yang selama ini kerap menghalangi keluarnya resolusi PBB yang mengecam tindakan Israel.
“Amerika adalah salah satu negara yang selalu menghalangi kalau ada resolusi-resolusi PBB berkaitan dengan kegiatan dilakukan Israel di Asia. Menurut saya itu momentum baik,” katanya.
Ia berharap forum bilateral dan pertemuan parlemen negara-negara Islam saat ini dapat dimanfaatkan untuk menyatukan suara, menghasilkan resolusi yang kuat, dan memperkuat tekanan moral internasional terhadap kebijakan Israel, sekaligus mendorong Amerika untuk mengambil sikap lebih adil.
“Momentum baik ini harusnya bisa jadi pembicaraan juga hari ini, mendorong negara-negara menyatukan suara, membuat resolusi hasil dari pertemuan hari ini, dan memperkuat resonansi yang dibuat oleh Trump terhadap Israel,” pungkasnya. •we/rdn