Buka Konferensi Parlemen OKI ke-19, Ketua DPR Tekankan Solidaritas Jawab Tantangan Global
- Mei 15, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani, secara resmi membuka Sesi ke-19 Konferensi Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) yang digelar di Gedung Parlemen Indonesia.
“Saya mengucapkan selamat datang kepada para Ketua dan Wakil Ketua Parlemen, serta seluruh delegasi di Gedung Parlemen Indonesia, gedung yang menjadi simbol demokrasi Indonesia,” ujar Puan dalam pidatonya di Ruang Rapat Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Dalam kesempatan itu, Puan menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama antarnegara anggota PUIC untuk menjawab tantangan global masa kini. Ia menyinggung sejarah Gedung Parlemen Indonesia yang sarat makna.
“Gedung ini awalnya diinisiasi pembangunannya oleh Presiden Pertama RI, Bapak Sukarno, pada tahun 1965, untuk mengadakan Conference of the New Emerging Forces (CONEFO), sebagai simbol semangat negara-negara berkembang saat itu dalam membangun tata dunia yang lebih adil,” jelasnya.
Menurut Puan, semangat membangun tatanan dunia yang adil dan humanis masih sangat relevan, terutama bagi negara-negara anggota OKI.
“Semangat itulah yang kini juga kita miliki bersama, yaitu semangat untuk bekerja sama membangun tata dunia yang lebih baik bagi umat manusia—baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya—yang berwajah humanis dan membawa kebaikan bagi umat Islam khususnya, dan seluruh umat manusia pada umumnya,” tegasnya.
Pada momentum Silver Jubilee PUIC 2025, Puan menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi dunia Islam masih besar, mulai dari kesenjangan ekonomi, perubahan iklim, konflik geopolitik, hingga perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Pada saat kita berkumpul di gedung ini, kita dapat merasakan dan memahami bahwa masih banyak pekerjaan rumah kita bersama untuk membangun tatanan dunia yang kita cita-citakan,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya memperkuat solidaritas dan komitmen antarnegara anggota PUIC agar dapat berperan aktif dalam membentuk tatanan global yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa membiarkan tatanan dunia berkembang secara alamiah, seolah-olah persaingan kekuatan politik dan ekonomi dapat menentukan segalanya,” katanya.
Puan juga mengingatkan bahwa 54 negara anggota PUIC merupakan kekuatan besar jika bersatu. Oleh karena itu, agenda PUIC ke depan harus bersifat strategis dan mampu melahirkan kebijakan nyata.
“Kita harus memiliki agenda kerja bersama yang konkret, sehingga pertemuan-pertemuan dalam sidang PUIC benar-benar memiliki arti dalam mendorong kemajuan peradaban dan menciptakan tatanan dunia yang lebih baik,” tandasnya.
Menutup sambutannya, Ketua DPR RI mengajak seluruh anggota untuk bersatu dalam menyikapi berbagai isu global seperti konflik geopolitik, perang dagang, perubahan iklim, serta perjuangan kemerdekaan Palestina. •hal/aha