Pertemuan Bilateral, Parlemen Indonesia-Turki Dorong Kerja Sama Pertahanan dan Ekonomi
- Mei 14, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera mendorong peningkatan kerja sama strategis antara Indonesia dan Turki dalam bidang pertahanan dan ekonomi. Hal itu disampaikan Mardani dalam Pertemuan Bilateral (Bilateral Meeting) antara BKSAP DPR RI dan Delegasi Parlemen Turki, yang menjadi bagian dari rangkaian Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau PUIC, di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Mardani mengungkapkan antusiasmenya atas dialog produktif dengan Profesor Abdurrahman Dusak, anggota Parlemen Turki yang juga berasal dari Komisi Pertahanan. “Pertemuan dengan perwakilan Parlemen Turki, Profesor Abdurrahman Dusak, sangat luar biasa. Beliau mengangkat bagaimana kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Turki bisa lebih optimal,” ujarnya kepada Parlementaria.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah potensi kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan teknologi pertahanan, khususnya drone. Selama ini, Turki dikenal sebagai negara eksportir drone ke Indonesia. Mardani pun menyoroti kemungkinan kerja sama yang lebih dalam melalui skema joint venture.
“Pak Prabowo bahkan mengembangkan divisi khusus tentang drone ini. Kita punya peluang bukan hanya untuk mengimpor, tetapi juga berkolaborasi dengan Turki membuat drone generasi berikutnya yang lebih canggih,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.
Selain sektor pertahanan, isu ekonomi dan perdagangan juga menjadi pembahasan penting. Mardani menyampaikan harapan agar perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) antara Indonesia dan Turki dapat segera diselesaikan dan ditandatangani dalam waktu dekat.
“Mudah-mudahan tahun ini perjanjian perdagangan bebas Indonesia–Turki bisa ditandatangani, agar urusan bea masuk dan biaya cukai yang rumit bisa cepat selesai,” tegas Legislator Dapil DKI Jakarta I ini.
Ia menambahkan, kemudahan seperti rezim bebas visa dan penghapusan hambatan perdagangan menjadi kunci penting dalam mempererat hubungan kedua negara. Mardani menegaskan bahwa potensi kerja sama antara Indonesia dan Turki masih sangat besar dan terbuka luas, baik dalam bidang industri strategis maupun perdagangan umum.
“Turki dan Indonesia mestinya punya hubungan yang lebih seamless. Tidak ada hambatan dalam urusan visa maupun biaya cukai. Ini menjadi PR kita bersama,” tutupnya. •we/rdn