14 May 2025
Politik dan Keamanan

Parlemen OKI: Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Dimulai dari Kepemimpinan yang Penuhi Harapan Rakyat

  • Mei 14, 2025
  • 0

Wakil Ketua Parlemen Somalia, Abdullahi Omar Abshir, saat diwawancarai Parlementaria di sela-sela agenda Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC), Senin (12/5/2025). Foto: Tari/vel.
Wakil Ketua Parlemen Somalia, Abdullahi Omar Abshir, saat diwawancarai Parlementaria di sela-sela agenda Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC), Senin (12/5/2025). Foto: Tari/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta
 – Wakil Ketua Parlemen Somalia, Abdullahi Omar Abshir, menilai bahwa tata kelola pemerintahan yang baik harus dimulai dari kepemimpinan yang mampu memenuhi harapan rakyat. Ia menyambut baik tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience” yang diusung dalam Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) sebagai topik penting yang perlu dibahas dan dikaji bersama.

“Jika kita memiliki tata kelola yang baik dan institusi yang kuat, maka setiap lembaga akan bekerja secara optimal,” ujar Abdullahi saat diwawancarai Parlementaria di sela-sela konferensi, Senin (12/5/2025).

Menurutnya, kekuatan sebuah parlemen tercermin dari kemampuannya dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan, legislasi, serta resolusi yang berpihak pada kepentingan rakyat. Ia menegaskan bahwa parlemen memiliki peran sentral dalam memperkuat pilar demokrasi di setiap negara.

“Parlemen adalah tulang punggung negara. Jika parlemen kuat, maka institusi pemerintahan lainnya, termasuk kabinet dan presiden, akan berdiri kokoh karena bertumpu pada fondasi demokrasi yang sehat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Abdullahi juga menyoroti pentingnya diplomasi parlemen dalam menjembatani kesenjangan budaya dan bahasa antarnegara anggota OKI. Ia menyebut bahwa hambatan komunikasi dan perbedaan latar belakang kerap menjadi tantangan dalam kerja sama multilateral.

“Namun jika kita memiliki prinsip, tujuan, dan visi yang sama, maka kesenjangan itu bisa dijembatani melalui dialog yang inklusif,” tegasnya.

Ia optimistis bahwa forum-forum seperti PUIC tidak hanya memperkuat kerja sama antarlegislator, tetapi juga membangun solidaritas yang lebih luas terhadap isu-isu global, khususnya perjuangan rakyat Palestina yang menjadi perhatian bersama negara-negara OKI.

Konferensi PUIC ke-19 yang diselenggarakan di Jakarta ini dihadiri oleh sekitar 500 delegasi dari parlemen negara-negara anggota OKI. Forum ini diharapkan menghasilkan resolusi dan langkah konkret untuk memperkuat stabilitas, tata kelola pemerintahan, dan kemajuan dunia Islam di tengah dinamika global. •hal/aha

EMedia DPR RI