15 May 2025
Politik dan Keamanan

Konferensi PUIC: Parlemen Gambia Tekankan Pentingnya Pendidikan Islam dan Keterwakilan Perempuan di Parlemen

  • Mei 14, 2025
  • 0

Perwakilan Parlemen Gambia, Birom J.S. Sowe, dalam 11th Meeting of the Specialized Standing Committee on Human Rights, Women and Family, dalam rangkaian agenda Sidang Umum Konferensi ke-19 Parlemen

Perwakilan Parlemen Gambia, Birom J.S. Sowe, dalam 11th Meeting of the Specialized Standing Committee on Human Rights, Women and Family, dalam rangkaian agenda Sidang Umum Konferensi ke-19 Parlemen OKI, yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Foto: Munchen/vel.
Perwakilan Parlemen Gambia, Birom J.S. Sowe, dalam 11th Meeting of the Specialized Standing Committee on Human Rights, Women and Family, dalam rangkaian agenda Sidang Umum Konferensi ke-19 Parlemen OKI, yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Foto: Munchen/vel.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Delegasi Parlemen Gambia menekankan pentingnya pendidikan dasar berbasis Islam dan Arab bagi anak-anak, serta perlunya peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen negara-negara anggota.

Hal itu diungkapkan mereka dalam 11th Meeting of the Specialized Standing Committee on Human Rights, Women and Family, dalam rangkaian agenda Sidang Umum Konferensi ke-19 Parlemen OKI, yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025).

Perwakilan Parlemen Gambia, Birom J.S. Sowe, menilai bahwa pemenuhan hak anak tidak akan lengkap tanpa pendidikan yang menyentuh aspek keislaman dan kebahasaan.

“Saya menyarankan resolusi untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak, terutama pendidikan Islam dan Arab. Ini sangat penting karena di banyak negara, anak-anak hanya mendapat pendidikan Barat, tanpa akses ke pendidikan Arab,” ujarnya kepada Parlementaria.

Pertemuan ini menjadi forum strategis bagi negara-negara Islam anggota PUIC dalam merumuskan langkah konkret melindungi kelompok rentan, serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas antarnegara. Ia menambahkan bahwa pendidikan merupakan pondasi utama sebelum memberikan bentuk perlindungan hak lainnya bagi anak-anak.

Selain itu, Sowe juga menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik. Ia mengungkapkan bahwa di parlemen Gambia, dari total 58 anggota hanya lima orang yang perempuan. Sehingga, hal ini menjadi tantangan untuk meningkatkan representasi dalam forum internasional seperti PUIC.

“Kita perlu mendorong lebih banyak perempuan masuk ke dunia politik. Jika parlemen tidak punya cukup perempuan, tentu kita sulit mengirim delegasi perempuan ke forum seperti ini,” katanya.

Delegasi Parlemen Gambia juga menyuarakan dukungan terhadap perlindungan anak-anak dan perempuan di wilayah konflik seperti Kashmir dan negara-negara lain yang terdampak perang. Ia menyerukan negara-negara anggota PUIC untuk memberikan bantuan keuangan, layanan kesehatan, serta dukungan kemanusiaan melalui kerja sama dengan lembaga seperti Palang Merah.

“Kami tekankan bahwa fasilitas kesehatan harus dilindungi dari kehancuran dan anak-anak serta perempuan harus dijaga keselamatannya di wilayah konflik,” ujar Sowe. •hal/rdn

EMedia DPR RI