Forum PUIC Harus Gunakan Pendekatan Lebih Tegas Guna Perkuat Perdagangan Antar-Negara OKI
- Mei 14, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Galih Dimuntur Kartasasmita, menekankan perlunya penguatan peran Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dalam mendorong kerja sama ekonomi yang konkret antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Hal ini disampaikan Galih usai menghadiri 11th Meeting of the Specialised Standing Committee on Economic Affairs and the Environment, sebagai bagian dari rangkaian Konferensi ke-19 PUIC yang digelar di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, 12-15 Mei 2025.
Dalam keterangannya, Galih menyoroti rendahnya tingkat perjanjian perdagangan (trade agreement) antarnegara anggota OKI. Dari 57 negara anggota, hanya 14 yang memiliki perjanjian perdagangan langsung satu sama lain.
“Saya berharap sebenarnya bisa lebih kuat lagi pengaruh forum ini. Karena seperti yang saya bilang, trade agreement saja yang spesifik antara satu dengan yang lainnya hanya 14 dari 57 member,” ujarnya kepada Parlementaria.
Menurut Galih, perlu ada perubahan pendekatan dalam penyusunan rekomendasi dan hasil forum PUIC. Ia mendorong agar forum ini tidak hanya mengeluarkan seruan atau iimbauan (call upon), tetapi juga mulai menggunakan bahasa yang lebih mengikat seperti mandatory atau obligatory, agar negara-negara anggota lebih serius dalam merealisasikan kerja sama.
“Jadi mungkin bahasa-bahasa seperti mandatory, seperti obligation, harus lebih banyak daripada hanya call upon. Kita harus mulai memberikan suatu keharusan untuk negara-negara sahabat kita ini,” tegas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Galih juga menyampaikan optimisme bahwa Indonesia sebagai tuan rumah PUIC 2025 dapat menjadi momentum kebangkitan kerja sama antarnegara Islam, terutama dalam bidang ekonomi. Ia mencatat adanya peningkatan volume perdagangan di antara negara-negara OKI, namun masih jauh dari potensi maksimal.
“Kalau dari 57 itu, setidaknya setengahnya, 25 atau 30 negara punya trade agreement, maka hasilnya pasti jauh lebih baik. Saya yakin kedepan akan lebih baik. Terlihat dari jumlah perdagangan yang memang mulai naik,” katanya.
Legislator Dapil Jawa Barat IX ini menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa kerja sama ekonomi yang lebih solid di antara negara-negara OKI akan mampu menciptakan stabilitas dan ketahanan, terutama di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh tekanan eksternal seperti kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
“Menurut saya, dunia akan membaik. Dan dunia ekonomi yang sekarang sedang terguncang oleh Amerika, tidak akan terasa terlalu panik kalau kita sudah punya kekuatan kerja sama yang solid di antara kita sendiri,” pungkas Anggota Komisi XI ini. •we/rdn