Legislator Dorong Kimia Farma Perluas Jangkauan layanan Apotek Hingga Kecamatan
- Mei 12, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Hasani Bin Zuber mendorong PT Kimia Farma untuk memperluas jangkauan layanan apoteknya hingga ke seluruh pelosok negeri, khususnya di daerah pemilihannya di Pulau Madura. Hal ini disampaikan dalam rapat kerja Komisi VI bersama BUMN Farmasi terkait perkembangan industri farmasi nasional.
“Sebagai pemilik jaringan apotek terbesar di Indonesia tadi, Bapak juga telah memaparkan sebaran 1054 titik Kimia Farma apotek ini kan. Kami berharap Kimia Farma bisa menjangkau seluruh pelosok negeri agar memudahkan masyarakat mengakses obat-obatan berkualitas,” ujar Hasani dalam RDP Komisi VI dengan Dirut PT Biofarma beserta Subholding di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Ia menyoroti bahwa di Madura, yang terdiri dari empat kabupaten—Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep—saat ini hanya terdapat delapan apotek Kimia Farma. Menurutnya, jumlah tersebut masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.
“Di Dapil saya Pak, Madura ada empat kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, di sini ada delapan apotek (Kimia Farma) yang tersebar. Ini aspirasi Pak, bahwa kami berharap Kimia Farma bisa memperbanyak apoteknya hingga mungkin sampai ke tingkat kecamatan,” tambah Legislator dapil Jawa Timur XI itu.
Lebih lanjut, Iai juga menyinggung tantangan yang dihadapi industri farmasi dalam negeri, termasuk dominasi produk impor yang lebih murah, regulasi yang ketat dan kerap berubah, serta infrastruktur kesehatan yang belum merata. Ia juga menyoroti rendahnya nilai investasi dalam riset dan pengembangan sebagai hambatan dalam meningkatkan daya saing global.
“Kita juga mengetahui bahwa industri farmasi menghadapi tantangan dari produk impor yang lebih murah, regulasi yang ketat yang dan sering berubah serta infrastruktur kesehatan yang belum merata. Selain itu nilai investasi dalam riset dan pengembangan masih rendah, ini menghambat kemampuan untuk bersaing dengan industri farmasi global,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Politisi Fraksi Partai Demokrat itu menyampaikan pentingnya sinergi antar entitas di bawah holding BUMN Farmasi untuk mengatasi berbagai persoalan yang masih membayangi sektor tersebut.
“Oleh karenanya kami ingin mendalami terkait dengan pembentukan untuk mengeliminasi masalah yang timbul itu Pak. Kami berharap Biofarma dan sub holding-nya bisa bersinergi satu dengan yang lainnya, jangan sampai kerugian perusahaan yang timbul di Tahun 2022 terus terjadi hingga saat ini dan juga jangan sampai BUMN Farmasi ini ya laku hanya ketika pandemi saja. Kita berharap lagi juga ada terobosan dan inovasi,” tutup Hasani. •gal/rdn