9 May 2025
Politik dan Keamanan

DPR & Dubes Chili Bahas 60 Tahun Hubungan Diplomatik, Dorong Kerja Sama Strategis Multisektor

  • Mei 9, 2025
  • 0

Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto bersama anggota Komisi I lainnya saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Chili untuk Republik Indonesia, Mario Ignacio Artaza di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Foto: Arief/vel.
Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto bersama anggota Komisi I lainnya saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Chili untuk Republik Indonesia, Mario Ignacio Artaza di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Foto: Arief/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta
 – Komisi I DPR RI menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Chili untuk Republik Indonesia, Mario Ignacio Artaza, dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Chili. Pertemuan ini berlangsung di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025), dan dihadiri oleh Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto serta delapan anggota Komisi I lainnya, termasuk Selamat Aryadi dari Partai Amanat Nasional.

Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menekankan bahwa momentum enam dekade hubungan bilateral ini menjadi kesempatan untuk mendorong kerja sama yang lebih luas antara kedua negara. “Potensi kerja sama Indonesia dan Chili sangat besar, mulai dari perdagangan, pendidikan, teknologi, hingga pertanian. Chili bahkan mampu mengembangkan varietas padi dengan kebutuhan air yang sangat minim, sebuah terobosan yang bisa kita pelajari,” ujar Utut.

Sebagai bagian dari perayaan hubungan diplomatik tersebut, Chili mengundang delegasi Indonesia menghadiri kedatangan kapal pelatihan legendaris Esmeralda di Jakarta pada 15 Juli 2025. Kapal ini merayakan ulang tahun ke-125 sejak peluncurannya dan diharapkan menjadi simbol kerja sama maritim dan pertukaran budaya kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Mario Ignacio Artaza menggarisbawahi pentingnya Indonesia–Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA), sebuah perjanjian bilateral yang sudah berjalan dan ingin diperluas ke sektor jasa serta investasi. Chili saat ini menjadi satu-satunya negara di Amerika Latin yang memiliki perjanjian semacam itu dengan Indonesia.

“Chili dan Indonesia adalah dua negara di kawasan Pasifik dan sama-sama bagian dari Global South. Kami mendukung penuh upaya Indonesia menjadi anggota OECD dan juga bergabung dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP),” kata Artaza. Ia juga menyatakan harapan agar Chili dapat bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang kini telah menjadi pakta dagang terbesar di dunia.

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa nilai perdagangan bilateral Indonesia–Chili pada 2024 mencapai sekitar USD 392 juta, dengan ekspor utama Indonesia meliputi alas kaki, produk karet, dan tekstil. Sementara Chili mengekspor tembaga, produk pertanian, serta anggur dan wine ke Indonesia.

Chili juga dikenal sebagai salah satu negara penghasil sapi dan produk daging berkualitas tinggi. Selain itu, negara yang terbentang dari utara ke selatan hingga perbatasan Antarktika ini memiliki sejumlah universitas unggulan, menjanjikan potensi besar dalam kerja sama pendidikan dan riset.

Ketua Komisi I DPR juga mendorong pembukaan jalur penerbangan langsung antara Bali dan Santiago untuk memperkuat konektivitas antarwarga. “Geografis yang jauh memang tantangan, tetapi bukan alasan untuk tidak membangun hubungan lebih erat,” tegasnya.

Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendukung diplomasi parlementer dan mendorong pemerintah eksekutif memanfaatkan berbagai peluang kerja sama strategis dengan Chili. •ssb/aha

EMedia DPR RI