Terima Kunjungan Hun Sen ke DPR, Puan: Bahas Perdagangan, Parlemen, dan Pekerja Migran
- Mei 8, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen di Gedung DPR. Pertemuan ini merupakan upaya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja, khususnya di bidang parlemen, perdagangan, pertahanan, hingga isu-isu sosial yang menjadi perhatian bersama.
“Selamat datang kepada Yang Mulia bapak Hun Sen, Ketua Senat Kerajaan Kamboja di gedung Parlemen Indonesia ini,” kata Puan saat menyambut kedatangan Hun Sen dan rombongan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Hun Sen datang ke DPR bersama sejumlah Senat Kerajaan Kamboja. Dalam pertemuan ini, Puan didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris, Anggota Komisi I DPR Nico Siahaan, Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez, dan Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Darmosumarto.
Saat bilateral meeting, Puan berbicara soal eratnya hubungan Indonesia dengan Kamboja yang telah terjalin sejak era Presiden Sukarno dan Raja Norodom Sihanouk. Sebelum pertemuan ini, Puan juga sudah pernah bertemu dengan Hun Sen dalam perhelatan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Phnom Penh pada 2022.
Puan juga menuturkan kontribusi Indonesia dalam proses perdamaian Kamboja di tahun 1980-an dan 1990-an sebagai warisan nilai-nilai dialog dan rekonsiliasi yang masih relevan saat ini. “Hubungan yang erat di masa lalu tentu diharapkan dapat menjadi fondasi bagi hubungan yang solid bagi hubungan masa kini, dan di masa depan,” sebutnya.
Puan melanjutkan, Indonesia dan Kamboja perlu memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan global seperti persaingan kekuatan besar dan perang dagang. Kedua negara juga dinilai perlu memperkokoh solidaritas ASEAN demi terciptanya kawasan Asia Tenggara yang damai dan stabil. “Saat ini diperlukan sinergi antara pemerintah dan parlemen dalam mengatasi berbagai tantangan global, yang semakin kompleks,” jelas Puan.
Dalam pertemuan tersebut, Puan dan Hun Sen sempat membahas persoalan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kamboja, meski tidak secara khusus. Untuk kerja sama antar-parlemen, Puan menekankan pentingnya diplomasi parlemen dalam menghadapi tantangan global dan krisis multidimensi. Ia mendorong kerja sama lebih erat antara DPR RI dan Senat Kamboja melalui kunjungan pimpinan dan anggota parlemen, pertukaran pengetahuan, serta keterlibatan dalam forum regional seperti AIPA, APA (Asian Parliamentary Assembly), dan IPU (Inter-Parliamentary Union)
Lebih lanjut, mantan Menko PMK ini mengapresiasi volume perdagangan bilateral 2024 yang telah melampaui USD 1 miliar, namun masih ada potensi yang bisa ditingkatkan. Puan mendorong konektivitas dan promosi dua arah dalam memperkuat kerja sama ekonomi, termasuk rencana pembukaan rute penerbangan langsung oleh AirAsia rute Kamboja-Bali dan tambahan rute Jakarta–Phnom Penh.
“Kita perlu mencari peluang baru meningkatkan perdagangan bilateral. Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral dengan meningkatkan konektivitas, mempromosikan perdagangan dua arah, dan meningkatkan kerja sama investasi,” paparnya.
Puan juga mendorong kerja sama dalam aspek pengembangan industri halal Kamboja. Hal ini disebut dapat tercipta dengan dukungan Indonesia dalam pelatihan sertifikasi halal untuk mempermudah ekspor ke negara-negara Muslim. “Kita juga perlu mengembangkan persahabatan antar masyarakat terutama generasi muda, guna mendukung solidnya hubungan kedua negara,” tutur Puan. •we/aha