Evaluasi Regenerasi Atlet Usai Kekalahan RI di Sudirman Cup 2025
- Mei 7, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi penampilan tim bulutangkis Indonesia di semifinal Sudirman Cup 2025, meskipun kalah dari tim Korea Selatan. Meski belum berhasil keluar sebagai juara, Puan mengatakan semangat dan daya juang para atlet mengharumkan nama bangsa di kancah internasional tetap harus diapresiasi.
“Kita tetap bangga atas semangat dan kerja keras para atlet. Kekalahan ini bukan akhir, tapi awal dari evaluasi besar untuk bangkit dan tampil lebih kuat ke depan,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/5/2025).
Puan mengatakan kekalahan tim bulutangkis Indonesia di Sudirman Cup 2025 harus dijadikan momentum untuk segera membenahi sistem regenerasi atlet. Dia menyebut pembinaan secara berkelanjutan kepada para atlet perlu dilakukan.
“Regenerasi atlet tidak boleh setengah-setengah. Ini saatnya pembinaan dilakukan dari akar rumput dengan sistem yang berkelanjutan dan berpihak pada pengembangan mental serta karakter juara,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Adapun tim bulutangkis Indonesia harus mengakui keunggulan Korea Selatan di babak semifinal Piala Sudirman 2025 dalam duel yang berlangsung total selama enam jam. Indonesia menghadapi Korea Selatan pada semifinal Sudirman Cup 2025 yang digelar di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, China, Sabtu (3/5). Tim Indonesia tumbang dengan skor 2-3.
Puan menilai kekalahan tersebut mencerminkan stagnasi dalam pembinaan olahraga prestasi, khususnya bulutangkis yang selama ini menjadi salah satu tumpuan harapan publik. Menurutnya, regenerasi atlet bulutangkis masih perlu ditingkatkan.
“Perlu ada konsistensi dalam pembinaan atlet muda, tidak hanya dari aspek teknis, tetapi juga mental dan kesiapan bertanding di level tertinggi,” jelas Puan.
Oleh karenanya, mantan Menko PMK itu mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor olahraga untuk saling bergotong royong mengatasi masalah regenerasi di cabang olahraga bulutangkis. Puan mengatakan diperlukan gotong royong semua pihak untuk membenahi kekurangan yang ada.
“Ini bukan soal siapa yang salah, tapi bagaimana kita bisa berbenah bersama. Peran Kemenpora, KOI, PBSI, dan pemerintah daerah sangat penting untuk membangun sistem yang solid dan berkesinambungan,” tutur cucu Bung Karno tersebut.
Puan mengingatkan, olahraga prestasi tidak bisa dibangun secara instan. Dibutuhkan investasi jangka panjang, kompetisi yang berjenjang, pelatihan yang terstruktur, serta dukungan psikologis bagi para atlet muda.
“Kita harus percaya pada proses. Dengan sinergi yang kuat, bulutangkis Indonesia bisa bangkit dan kembali menjadi kekuatan utama di dunia,” tutup Puan. •aha