PARLEMENTARIA, Karawang – Panitia Kerja (Panja) Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Ketua Panja Alex Indra Lukman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) milik Perum Bulog di Karawang, Jawa Barat, Rabu (30/4/2025). Sidak ini dilakukan untuk memastikan penyerapan gabah petani berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
“Panja Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI hari ini meninjau Modern Rice Milling Plant (MRMP) atau Sentra Penggilingan Padi milik Perum Bulog di Karawang untuk memastikan penyerapan gabah petani berjalan sesuai rencana dan aturan. Sesuai Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bulog ditargetkan menyerap 3 juta ton beras yang berasal dari Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), dan/atau beras,” ungkap Alex.
Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan bahwa Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram untuk GKP di tingkat petani dengan segala kualitas. GKP tersebut kemudian diolah menjadi beras sesuai standar kualitas CBP. Sementara itu, pembelian GKG dan beras oleh Bulog juga mengacu pada HPP dan standar kualitas yang ditentukan.
“Kunjungan ini bertujuan mendapatkan gambaran dan informasi terkait pelaksanaan serta permasalahan penyerapan gabah dan jagung, khususnya di wilayah Jawa Barat. Hasil dari kunjungan ini akan menjadi bahan rekomendasi bagi Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog guna menyusun kebijakan alternatif yang dapat memperbaiki penyerapan gabah dan jagung petani,” jelas Alex.
Legislator daerah pemilihan Sumatera Barat ini menambahkan, dengan perkiraan produksi beras nasional tahun 2025 mencapai sekitar 30 juta ton, sementara Bulog hanya menyerap 3 juta ton atau sekitar 10 persen, maka terdapat 90 persen atau sekitar 27 juta ton beras petani yang belum memiliki kepastian pembeli.
“Apa kriteria petani yang gabahnya dibeli oleh Bulog? Jika kewajiban Bulog hanya menyerap 10 persen, lalu siapa yang akan menyerap sisanya? Diperlukan cetak biru (blueprint) mekanisme penyerapan gabah nasional yang transparan agar swasembada pangan bisa tercapai secara berkelanjutan,” tukasnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu juga menegaskan bahwa ke depan, Bulog harus memiliki peran yang lebih kuat dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Bulog diharapkan dapat menyerap gabah dan beras hasil panen petani tanpa pembatasan kualitas maupun kuantitas, terutama dalam menghadapi panen raya.
Adapun Tim Kunjungan Lapangan Panja Penyerapan Gabah dan Jagung ke Karawang dipimpin langsung oleh Alex Indra Lukman dan didampingi sejumlah anggota Panja, yaitu Rokhmin Dahuri, Paolus Hadi, Edoardus Kaize, Eko Wahyudi, Ilham Pangestu, T.A. Khalid, Kartika Sandra Desi, dan Jaelani. •oji/aha