6 May 2025
Politik dan Keamanan

Indonesia Siap Gelar PUIC 2025: Fokus Perdamaian, Kerja Sama OKI, dan Solidaritas Palestina

  • Mei 6, 2025
  • 0

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Mardani Ali Sera, dalam foto bersama usai Embassy Briefings dalam rangka sosialisasi penyelenggaraan sidang ke-19 Session of the Conference of the PUIC & other related meetings, di Lobi Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025). Foto: Farhan/vel.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Mardani Ali Sera, dalam foto bersama usai Embassy Briefings dalam rangka sosialisasi penyelenggaraan sidang ke-19 Session of the Conference of the PUIC & other related meetings, di Lobi Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025). Foto: Farhan/vel.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Indonesia siap menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Parlemen Negara-Negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi İslam (OKI), yang akan diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 12-15 Mei 2025. PUIC sendiri merupakan bagian legislatif dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

“Didirikan tahun 1999 sekarang masuk (tahun) ke-25. Konferensinya sudah yang ke-19. Nah Indonesia sejak tahun lalu ditunjuk jadi host untuk pelaksanaan, Insyaallah pelaksanaannya 12 – 15 Mei 2025 di Kompleks Parlemen,” ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Mardani Ali Sera, usai Embassy Briefings dalam rangka sosialisasi penyelenggaraan sidang ke-19 Session of the Conference of the PUIC & other related meetings, di Lobi Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Mardani menjelaskan, Tema yang diangkat dalam PUIC kali ini adalah “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”. Dari tema tersebut, Indonesia sendiri akan fokus pada tiga hal, yakni mendorong perdamaian dan harmoni antar negara-negara anggota OKI, meningkatkan kerja sama dan kolaborasi di berbagai bidang termasuk ekonomi, sosial dan budaya, serta memberikan perhatian khusus pada isu Palestina.

“Palestina ini yang kita akan fokus untuk punya satu kesepakatan yang bisa membantu saudara kita yang sedang membutuhkan. Dubes Palestina hadir, Dubes Kazakhstan hadir, Dubes Iran hadir, Turki ada, Oman ada, tadi kita ketemu dari Mozambik dan lain-lain, alhamdulillah masing-masing semangat untuk hadir di acara PUIC,” jelasnya.

Soal isu Palestina, Mardani mengatakan Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong persatuan negara-negara OKI dalam membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Pada kesempatan yang sama, ia menyinggung di forum IPU sebelumnya di mana Indonesia berhasil meloloskan resolusi tentang Two State Solution yang membuat Israel walk out pada forum tersebut.

“Kita bahagia sekali karena negara-negara Eropa termasuk pendukung resolusi yang bikin Israel walk out itu. Sekarang tingkat penerimaan isu Palestina di negara barat atau negara-negara yang tadinya selalu mendukung Israel, membaik (mendukung Palestina),” ungkap Politisi Fraksi PKS ini.

Sementara itu, persiapan agenda PUIC 2025 terus dilakukan secara seksama, meliputi penyiapan ruangan, pengamanan dengan melibatkan TNI dan Polri mengingat banyaknya tokoh penting yang hadir, serta fasilitas untuk para tamu.

Selain itu, konten acara dan para pembicara juga menjadi fokus utama. Indonesia juga mengundang Perdana Menteri Singapura dan Malaysia untuk berbagi pengalaman mengenai pembangunan negara dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan institusi yang kuat.

Menurut Mardani, hingga akhir April 2025, sebanyak 29 negara dari anggota OKI dan observer telah mengonfirmasi kehadirannya pada forum PUIC 2025 nanti. Selain itu sejumlah perwakilan negara sahabat, termasuk Duta Besar Palestina, Kazakhstan, Iran, serta perwakilan dari Turki, Oman, Mozambik, dan lainnya, telah menyatakan antusiasme untuk hadir dalam acara ini.

“Dari 54 negara plus sebelas observer yang sudah mengirim konfirmasi hadir (sebanyak) 29 (negara), kita lagi kejar dalam waktu satu dua minggu ini mudah-mudahan harapan saya sih 40-an negara yang hadir udah bagus. Dari 29 negara plus tujuh observer yang sudah akan hadir sudah tercatat 268 yang hadir, total kami memproyeksikan 400 maksimal yang hadir,” jelasnya. •bia/rdn

EMedia DPR RI