Tingginya Fenomena Menyontek, Hetifah: Pendidikan Juga Diukur dari Pembentukan Karakter
- April 29, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menanggapi hasil survei ‘kejujuran akademik’ yang dilakukan oleh KPK. Ia menilai bahwa tingginya praktik menyontek di sekolah dan kampus menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan Indonesia.
“Fenomena bahwa praktik menyontek masih terjadi di 78% sekolah dan 98% kampus jelas menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan kita. Hal ini harus menjadi bahan evaluasi, bukan hanya pemangku kepentingan bidang pendidikan, tetapi bagi kita semua terhadap sistem pendidikan nasional, terutama dalam aspek pembentukan karakter, integritas, dan etika peserta didik,” kata Hetifah kepada wartawan, Sabtu (26/4/25).
Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga menilai fenomena menyontek ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih terlalu menitikberatkan pada capaian akademik semata. Sementara nilai kejujuran dan tanggung jawab, ia menilai belum sepenuhnya tertanam kuat dalam diri siswa maupun mahasiswa.
“Kepada pemangku kepentingan pendidikan, baik guru hingga pemerintah, tentu harus memperkuat pendidikan karakter secara menyeluruh-tidak hanya melalui kurikulum formal, tetapi juga melalui keteladanan, iklim sekolah yang sehat, serta sistem evaluasi yang tidak melulu berbasis nilai ujian,” jelasnya.
Hetifah mengatakan bahwa guru dan dosen perlu menanamkan nilai integritas dalam proses pembelajaran. Menurutnya, fenomena menyontek ini peringatan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya perlu mencetak generasi cerdas, tetapi juga generasi yang jujur dan bertanggung jawab.
“Keluarga dan masyarakat juga harus berperan. Orang tua harus menanamkan nilai kejujuran sejak dini, serta tidak hanya menuntut anak untuk berprestasi secara akademik, tetapi juga mendukung proses belajar yang sehat dan bermakna,” ucapnya.
“Masyarakat harus menjadi mitra aktif sekolah dan kampus dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang menjunjung tinggi nilai moral, karena keberhasilan pendidikan sejati bukan hanya diukur dari nilai di atas kertas, tetapi dari karakter yang terbentuk,” lanjutnya.
Sebagai informasi, KPK merilis skor Survei Penilaian Integritas (SPI) pendidikan pada 2024 sebesar 69,50 persen. Salah satu indikator yang menjadi penilaian dalam survei yakni mengenai kejujuran akademik.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, menjelaskan dalam indikator kejujuran akademik, masih ditemukan persentase yang tinggi dari perilaku menyontek. Dia menyebut untuk di lingkungan sekolah kasus menyontek mencapai 78 persen dan 98 persen di lingkungan kampus. •tn/aha