Terima UNISZA Malaysia, BKSAP Soroti Peran ASEAN dalam Isu Global
- April 29, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera secara resmi menerima audiensi mahasiswa dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UNISZA) Malaysia dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Satya Negara Indonesia (USNI). Dalam kesempatan tersebut, Mardani menyampaikan bahwa salah satu fungsi BKSAP adalah sebagai ruang edukasi dan diplomasi publik, termasuk membuka kesempatan magang dan menerima kunjungan dari kalangan kampus.
“Hari ini BKSAP menerima mahasiswa dari Universitas Satya Negara Indonesia dan didampingi UNISZA yang dari Malaysia dan semuanya dari Hubungan Internasional. Pertanyaannya sangat menarik, wabil khusus tentang bagaimana ASEAN merespon terhadap kondisi global dan ketegangan geopolitik internasional,” ujar Mardani saat wawancara dengan Parlementaria usai menerima audiensi yang digelar di Ruang Diplomasi BKSAP DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Lebih lanjut, Mardani menjelaskan filosofi dasar ASEAN dalam menghadapi isu-isu internasional, yakni berpegang pada prinsip non-intervensi dan konsensus. “Kalau bahasa Jawanya ‘alon-alon asal kelakon’. Sulit memang mencapai konsensus dari sepuluh negara ASEAN, tapi justru itu yang menjaga stabilitas kawasan,” ujarnya. Ia menambahkan, “If you want to go fast, go alone. But if you want to go further, go together.”
Politisi Fraksi PKS tersebut juga menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam diplomasi internasional. “Kita ingin mahasiswa open mind, punya prinsip, dan tidak serta-merta mengadopsi sistem dari luar. Apa yang berlaku di Amerika, China, atau Eropa belum tentu cocok di ASEAN,” tandas Mardani.
Tak hanya itu, Mardani mengungkapkan sejumlah agenda BKSAP yang melibatkan mahasiswa. “Bulan depan, kita akan menjadi tuan rumah Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan akan mengundang universitas untuk ikut serta. Kita juga akan bertemu Amnesty International membahas isu pengungsi Myanmar. Mahasiswa dan dosen bisa terlibat sesuai kapasitas masing-masing,” ajaknya.
Terlebih, Mardani mengungkapkan BKSAP selama ini juga telah aktif membangun kolaborasi dengan berbagai organisasi masyarakat sipil. “Kami telah bekerja sama dengan lebih dari 125 ormas yang peduli terhadap isu Palestina, serta NGO seperti Kontras dalam menangani pengungsi Myanmar. DPR tidak bisa bekerja sendiri,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Mardani menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga legislatif dan eksekutif. “Dan setiap itu kita undang eksekutif selalu. Kita undang Kementerian Luar Negeri, Kementerian kalau yang Myanmar itu Kementerian Sosial. Nanti kita Kemenkopolkam perwakilan yang kita undang. Tentu Kemenlu sebagai mitra utama BKSAP,” pungkas Mardani.
Audiensi ini turut dihadiri diantaranya oleh Dekan FISIP Prof. Fahlesa Munabari, Ketua Delegasi UNISZA Malaysia Prof Suyatno Ladiqi, Dosen Hukum UNISZA Malaysia Prof Dr Mohd Badrol Awang Dosen FISIP Pradono Budi Saputro, Alessandro Kurniawan Ulung, Andina Mustika Ayu dan segenap mahasiswa Hubungan Antara Bangsa UNISZA Malaysia dan Hubungan Internasional Universitas Satya Negara Indonesia. •pun/aha