Irsan Sosiawan Dukung Jargas Cisem Perkuat Diversifikasi Energi Untuk Integrasi Gas Nasional
- April 29, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Batang – Anggota Komisi XII DPR RI Irsan Sosiawan Gading melakukan kunjungan kerja ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dan proyek pembangunan jaringan gas bumi (Jargas) Cirebon–Semarang (CISEM). Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda pengawasan dan evaluasi Komisi XII terhadap proyek-proyek strategis nasional di sektor energi.
Dalam kunjungan tersebut, Irsan Sosiawan, menyoroti pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur fisik, ketersediaan pasokan gas, dan penyesuaian kebijakan tarif agar proyek seperti Jargas CISEM yang merupakan pengembangan tahap kedua, dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan industri.
“Proyek Jargas CISEM ini bukan hanya soal pipa dan distribusi gas, tetapi bagian penting dari upaya diversifikasi energi nasional. Kita dorong supaya masyarakat dan industri punya alternatif energi yang lebih bersih dan efisien, menggantikan ketergantungan pada LPG atau bahan bakar impor lainnya,” ujar Irsan kepada Parlementaria usai kunjungan kerja spesifik Komisi XII ke Batang, Provinsi Jawa Tengah (24/4/2025).
Proyek CISEM-1 yang saat ini telah beroperasi mengalirkan gas ke beberapa kawasan industri strategis seperti Kendal, Batang, dan Semarang. Sementara proyek lanjutan CISEM-2 (Batang–Cirebon–Kandang Haur Timur) tengah dalam tahap konstruksi dan ditargetkan rampung pada kuartal I tahun 2026.
Karenanya, Ia menekankan bahwa integrasi jaringan gas bumi dari Sumatera hingga Jawa akan menjadi game changer dalam peta ketahanan energi Indonesia.“Ketika semua jaringan ini terintegrasi dengan baik, dari JTB di Jawa Timur sampai kawasan industri di Jawa Barat dan Sumatera, kita tidak hanya bicara efisiensi, tapi juga keadilan energi bagi seluruh daerah,” lanjut Politisi Fraksi Partai NasDem tersebut.
Sementara itu dalam kunjungannya ke PLTU Batang, Irsan memberikan perhatian khusus pada aspek keberlanjutan dan pengendalian dampak lingkungan dari aktivitas operasional pembangkit. Terlebih PLTU Batang memiliki kontribusi besar terhadap pasokan listrik nasional, yaitu dengan kapasitas hingga 2 x 1.000 MW yang disuplai kepada PT. PLN (Persero).
Ia menegaskan bahwa pembangunan pembangkit listrik berskala besar seperti ini harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar.
“Meski sudah ada teknologi Ultra Super Critical dan teknologi pendukung lainnya untuk efisiensi penggunaan batu bara dan menekan emisi karbon, kami ingin memastikan besaran efisiensi dan pengurangan emisi karbon ini dapat terus dipantau setiap saat. Selain itu kami akan terus melakukan pengawasan terhadap pengoperasian PLTU Batang agar tidak hanya efisien dari sisi teknis dan pasokan listrik, tetapi juga mengedepankan aspek lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Pengawasan terhadap emisi, kualitas udara, dan limbah harus dilakukan secara ketat,” ujar Irsan di sela-sela dialog bersama pihak pengelola PLTU.
Meski demikian, Irsan mengapresiasi teknologi efisiensi dan standar lingkungan yang diterapkan. Ia berharap proyek pembangkit dan distribusi gas seperti ini dapat berjalan beriringan sebagai pilar ganda transisi energi nasional. Kunjungan ini juga diisi dengan dialog bersama pelaksana proyek untuk memastikan dampak dari pembangunan dapat dirasakan secara langsung. •upi/rdn