24 April 2025
Populer

Regulasi Impor Harus Dijalankan Selektif, Jangan Lemahkan Industri Dalam Negeri

  • April 22, 2025
  • 0

Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Kholid. Foto: Dok/vel.
Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Kholid. Foto: Dok/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta
 – Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Kholid menyoroti perkembangan situasi ekonomi global yang tengah berlangsung. Ia menegaskan pentingnya bagi pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan ekonomi secara terukur dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional.

“Kita menginginkan agar setiap kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi dinamika ekonomi global benar-benar mempertimbangkan kepentingan nasional. Ini penting agar stabilitas ekonomi domestik tetap terjaga,” ujar Kholid dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Minggu (20/4/2025).

Salah satu sektor yang menjadi perhatian Kholid adalah kebijakan impor. Ia menegaskan bahwa regulasi impor harus dijalankan secara selektif agar tidak melemahkan industri dalam negeri.

“Tidak semua sektor harus dibuka untuk impor. Kita harus selektif, terutama dalam memilih sektor-sektor yang justru bisa mendukung dan mendorong kinerja industri ekspor nasional. Jadi impor boleh, tapi harus yang mendukung penguatan industri ekspor kita,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.

GENJOT PERPAJAKAN

Lebih lanjut, Kholid juga menekankan pentingnya peningkatan penerimaan perpajakan secara signifikan. Menurutnya, peningkatan pendapatan negara dari sektor perpajakan sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan yang lebih ekspansif ke depan.

“Dengan tantangan pembangunan ke depan yang semakin besar, kita membutuhkan dorongan fiskal yang kuat. Oleh karena itu, penerimaan perpajakan harus terus ditingkatkan secara signifikan,” tutupnya.

Pernyataan ini menegaskan komitmen Muhammad Kholid dalam mendorong kebijakan ekonomi yang tidak hanya responsif terhadap dinamika global, tetapi juga berpihak pada penguatan ekonomi nasional dan kemandirian bangsa.

Diketahui, Pemerintah Indonesia menawarkan untuk menaikkan impor dari Amerika Serikat demi menurunkan tarif yang dikenakan Presiden AS Donald Trump pada produk-produk Indonesia. Impor LPG, minyak mentah, dan bahan bakar minyak akan dinaikkan supaya neraca perdagangan dengan AS seimbang.

“Impor tambahan dari AS dalam rangka membuat keseimbangan neraca perdagangan kita,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu.

Bahlil menuturkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus Indonesia atas AS sekitar 14,5 miliar dollar AS. “Tapi kemudian dalam pencatatan di Amerika, kan, berbeda. Itu lebih dari 14,5 (miliar dollar AS),” ujarnya.

Surplus perdagangan Indonesia, menurut Pemerintah AS, mencapai 18,5 miliar dollar AS. Oleh karena itu, produk-produk Indonesia yang diekspor ke AS dikenai tarif 32 persen.

“Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude (oil), dan BBM dari Amerika. Nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita,” kata Bahlil.

Tawaran kenaikan kuota impor dari AS, menurut Bahlil, tidak akan menaikkan kuota impor Indonesia secara keseluruhan. Sebab, ini hanya akan mengalihkan impor dari negara lain ke AS.

”Sebenarnya ini, kan, adalah sebagian kita beli dari negara-negara di middle east, di Afrika, kemudian di Asia Tenggara, ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika, dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita,” ujarnya.

Namun, lanjut Bahlil, apabila tarif Trump tak bisa dinegosiasikan, langkah menaikkan impor komoditas AS ini tak perlu dilakukan. •we/rdn

EMedia DPR RI