24 April 2025
Politik dan Keamanan

Elita Budiati: Seskoad Bandung Centre Of Excellence, Pencetak Pemimpin Strategis Masa Depan

  • April 21, 2025
  • 0

Anggota Komisi I DPR RI Elita Budiati, saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi I di Seskoad Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/04/2025). Foto: Dipa/vel.
Anggota Komisi I DPR RI Elita Budiati, saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi I di Seskoad Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/04/2025). Foto: Dipa/vel.


PARLEMENTARIA, Bandung 
– Anggota Komisi I DPR RI Elita Budiati menegaskan bahwa kedepannya Seskoad Bandung akan menjadi centre of excellence bagi para prajurit TNI. Hal ini sekaligus menjadikan Sekoad untuk mendidik dan menciptakan pemimpin masa depan perwira yang berkualitas.

“Seskoad sudah jelas menjadi lembaga pendidikan tertinggi Kawah Candradimuka tentu untuk menciptakan calon-calon pemimpin strategis masa depan. Tadi terlihat dari pemaparan bahwa Seskoad harus mampu menciptakan suasana belajar-berlatih yang berpusat kepada peserta didik guna membentuk Perwira yang cerdas, berkarakter, berwawasan luas serta berintegritas,” tuturnya kepada Parlementaria usai Kunjungan Kerja Reses Komisi I di Seskoad Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/04/2025).

Menurutnya, Seskoad Bandung harus menyikapi berbagai tantangan ke depan. Melihat situasi dunia sekarang ini bukan lagi menghadapi perang kontak senjata, tetapi ancaman hibrida, atau disebut sebagai proxy war.

“Hal ini tentu yang mungkin harus disikapi oleh Seskoad dalam membina atau mendidik pada kurikulum di dalamnya. Melihat ancaman hibrida ini, Seskoad perlu menambah pelajaran tambahan, dan sekaligus menjadikan tantangan ke depan yang penuh dengan ketidakpastian,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Lebih lanjut, melihat ketidakpastian dan kompleksitas dunia saat ini, ia memberikan saran kepada Seskoad dalam visinya untuk menjadikan tempat untuk mendidik pemimpin-pemimpin masa depan. “Di mana untuk menjadi pemimpin yang strategis di masa depan itu harus mempunyai tiga hal, yaitu kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual,” tegasnya.

Ia juga mengoreksi terkait adanya pengurangan masa pembelajaran dari sepuluh bulan menjadi empat bulan. “Saya jadi sedikit ragu dan khawatir, bagaimana mungkin dengan sistem pendidikan yang hanya empat bulan bisa membina dan mendidik pemimpin masa depan. Bagaimana dengan mentalnya?,” ungkapnya.

Dari sisi  operasional, ia juga menyoroti paparan di Seskoad Bandung terkait  indeks kebutuhan makan per hari yang berbeda jauh dengan indeks makan di Kemenhan.

“Di sini (Seskoad) hanya Rp42.000 per hari, berarti satu kali makan hanya Rp14.000. Kebayang makan segitu, apa yang bisa dimakan? Sementara kalau di standar Kemenhan itu Rp72.000. Minimal ke depannya, kita bisa menyamakan dengan Kemenhan untuk indeks kebutuhan makan per harinya,” tutupnya. •dip/rdn

EMedia DPR RI