19 April 2025
Industri dan Pembangunan

Karantina Jadi Tameng Kesehatan Rakyat, Legislator Dorong Fasilitas Lab Setara Internasional

  • April 11, 2025
  • 0

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan saat melakukan kunjungan reses di Provinsi Sumatera Selatan (Palembang), (09/04/2025). Foto : Upi/Andri.
Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan saat melakukan kunjungan reses di Provinsi Sumatera Selatan (Palembang), (09/04/2025). Foto : Upi/Andri.


PARLEMENTARIA, Palembang
 – Badan Karantina Indonesia berperan krusial sebagai penjaga garda terdepan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit maupun zat berbahaya. Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menyampaikan rasa optimisnya terhadap lembaga ini yang telah mandiri dari struktur Kementerian Pertanian sejak 2023.

“Yang paling menggembirakan, Badan Karantina ini sekarang sudah mandiri. Dulu bagian dari Kementerian Pertanian, sekarang berdiri sendiri. Mungkin fungsinya tidak kasatmata, tapi manfaatnya luar biasa bagi keselamatan masyarakat Indonesia,” ujar Herry Dermawan, Anggota Komisi IV DPR RI, usai melakukan kunjungan reses di Provinsi Sumatera Selatan (Palembang), (09/04/2025).

Ia mencontohkan fungsi vital karantina dalam mencegah masuknya produk pangan atau hewan impor yang berpotensi membawa penyakit atau zat berbahaya ke Indonesia. “Bayangkan kalau ada bahan makanan atau hewan yang bisa diolah untuk kita sebagai bahan pangan dari luar negeri yang mengandung zat berbahaya, itu bisa dicegah oleh karantina. Sudah banyak kasus seperti itu berhasil ditangani,” jelasnya.

Lebih lanjut, Legislator fraksi PAN, juga menekankan pentingnya pengawasan lalu lintas hewan antar pulau di Indonesia, mengingat negara ini merupakan kepulauan. Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak, menurutnya bisa cepat mereda karena peran aktif dari Badan Karantina dalam mengendalikan pergerakan ternak.

“Kalau karantina tidak cepat bertindak dalam mengawasi pergerakan ternak antar provinsi, bisa lebih parah dampaknya. Tapi sekarang sudah mereda, itu bukti kerja mereka sangat penting.”

Namun demikian, kita mengingatkan bahwa lembaga ini masih menghadapi tantangan dalam hal sarana dan prasarana, terutama laboratorium pengujian. “SDM mereka luar biasa, tapi lab-nya belum secanggih negara lain. Padahal uji-uji lab itu penting untuk mendeteksi bahaya. Saya akan bawa ini ke rapat Komisi IV agar pemerintah segera melengkapi alat-alat mereka. Tidak mahal kok, dan pemerintah pasti mampu,” tegasnya.

Sementara itu, kami juga menyentil sikap eksekutif yang dinilai terlalu sopan dalam menyuarakan kebutuhan mendesak lembaga ini. “Kalau mintanya terlalu sopan ya bisa-bisa nggak dikabulkan. Tapi saya tekankan, ini bukan sekadar permintaan—ini keharusan. Kita harus punya alat laboratorium yang memenuhi standar internasional. Jangan sampai Indonesia malu kalau dibanding negara lain,” pungkasnya.

Dengan usianya yang baru dua tahun, Badan Karantina Indonesia dinilai sudah menunjukkan potensi besar. Ia optimistis, dengan dukungan anggaran dan perhatian yang lebih serius, lembaga ini bisa menjadi benteng tangguh dalam menjaga ketahanan pangan dan kesehatan nasional di era globalisasi. •upi/aha

EMedia DPR RI