Rocky Candra: 30 Persen Program Hilirisasi Nasional Berlokasi di Sulawesi Tenggara
- Maret 24, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Kendari – Anggota Komisi XII DPR RI Rocky Candra mengungkapkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara memegang peranan penting dalam program hilirisasi nasional, terutama di sektor pertambangan. Dari 52 program hilirisasi yang ada di Indonesia, sebanyak 17 di antaranya atau sekitar 30 persen berlokasi di Sulawesi Tenggara.
Hal tersebut disampaikannya kepada Parlementaria usai pertemuan dengan sejumlah mitra kerja, termasuk perusahaan pertambangan dan PT Aneka Tambang (Antam), di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (20/03/2024)
“Kami membahas isu-isu strategis, mulai dari ketenagakerjaan, isu lingkungan, hingga kondisi lesunya industri nikel dunia saat ini. Kami juga mendengar masukan dari para pelaku usaha, bagaimana hilirisasi bisa memberikan nilai tambah,” ujar Rocky.
Menurut Rocky, hilirisasi menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan nilai tambah produk tambang. Hal ini sejalan dengan program Astacita yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto, yaitu memperkuat industri dalam negeri agar mampu memproduksi barang jadi.
“Indonesia didorong untuk tidak hanya mengekspor bahan mentah, tapi menghasilkan barang jadi dari hasil tambang, termasuk nikel. Itu akan memberikan nilai tambah dan mendongkrak perekonomian,” jelas Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Dengan besarnya porsi program hilirisasi di Sulawesi Tenggara, Rocky menilai daerah ini harus melakukan berbagai persiapan, baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya.
“Provinsi Sulawesi Tenggara harus siap, mulai dari ketenagalistrikan, fasilitas penunjang industri, hingga ketersediaan bahan baku bagi smelter-smelter yang ada,” kata Rocky.
Ia menambahkan, jika program hilirisasi ini berjalan maksimal, maka Sulawesi Tenggara akan memiliki motor ekonomi baru yang dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi kebanggaan dan momentum bagi Sulawesi Tenggara untuk tumbuh lebih pesat ke depan,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa pengembangan investasi hilirisasi di Indonesia menekankan empat aspek utama, yaitu keberlanjutan lingkungan (environmentally sustainable), penggunaan tenaga kerja lokal (use local labor force), industri bernilai tambah (value added industry), dan transfer teknologi (transfer of technology). Kepatuhan terhadap standar lingkungan regional dan global menjadi keharusan agar pembangunan tetap berkelanjutan. •skr/rdn