18 March 2025
Industri dan Pembangunan

RUU Kepariwisataan Optimalkan Pemerataan Pengembangan Pariwisata

  • Maret 17, 2025
  • 0

Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini. Foto : Dok/Andri.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini. Foto : Dok/Andri.


PARLEMENTARIA, Jakarta 
– Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menegaskan bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan harus mampu menghadirkan paradigma baru dalam sektor pariwisata, terutama dalam memperkuat peran Indonesia Tourism Board (ITB) agar Indonesia dapat menjadi destinasi wisata unggulan di ASEAN.

“RUU Kepariwisataan ini menarik karena membawa paradigma baru dalam sektor pariwisata. Saya berharap Indonesia Tourism Board benar-benar mampu menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan di ASEAN,” ujar Novita dalam Rapat Panja RUU Kepariwisataan Komisi VII DPR RI, Kamis (13/3/2025).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu mengungkapkan bahwa tren global pariwisata saat ini terus berkembang, didorong oleh berbagai motivasi wisatawan. Berdasarkan data dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO), 62 persen wisatawan memilih berwisata untuk mengeksplorasi alam dan atraksi wisata, sementara 38 persen lainnya terdorong oleh motivasi fisik, seperti olahraga dan kesehatan.

Lebih lanjut, ia menyoroti kesuksesan Malaysia dalam mengembangkan medical tourism, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan internasional. Ia mempertanyakan mengapa Indonesia belum mengoptimalkan potensi ini, padahal banyak masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri.

“Kita tahu, 88 persen wisatawan memilih layanan kesehatan di luar negeri karena lebih memuaskan, 68 persen karena peralatan medisnya lebih lengkap, dan 66 persen negara-negara tersebut sudah menyiapkan paket wisata medis yang terintegrasi dengan baik. Indonesia seharusnya bisa melakukan hal yang sama,” tegas legislator perempuan satu-satunya dari Dapil Jawa Timur VII itu.

Novita menekankan bahwa Indonesia Tourism Board harus mampu menangkap peluang ini dan menghadirkan kebijakan strategis yang menghubungkan sektor pariwisata dengan layanan kesehatan serta sektor lainnya yang berkualitas.

“Daya tarik medical tourism ini tidak boleh kita lewatkan. Jika kita bisa mengintegrasikan layanan kesehatan dengan sektor pariwisata, Indonesia berpotensi besar menjadi destinasi wisata unggulan di ASEAN,” pungkasnya. •bia/aha

EMedia DPR RI