10 March 2025
Politik dan Keamanan

Komisi II Usulkan Biaya Operasional Petani untuk Dukung Kemandirian Pangan

  • Maret 7, 2025
  • 0

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi bertukar cinderamata usai memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi II ke Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025). Foto : Galuh/Andri.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi bertukar cinderamata usai memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi II ke Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025). Foto : Galuh/Andri.


PARLEMENTARIA, Bandung
 – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyoroti pentingnya kemandirian pangan di Indonesia dengan mendorong sektor pertanian dan kelautan. Menurutnya, daerah-daerah yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan menghadapi tantangan besar, terutama terkait kesejahteraan petani yang semakin menurun akibat rendahnya pendapatan.

“Kemandirian pangan salah satunya adalah mendorong lebih banyak lagi sektor pertanian dan kelautan. Oleh karena itu, rasanya usulan ini sangat baik. Kami akan mengusulkan hal ini, meskipun sebenarnya bukan di bidang kami. Namun, paling tidak kepada Menteri Dalam Negeri kami akan sampaikan bahwa ini memang penting,” ujar Dede Yusuf saat melakukan kunjungan kerja spesifik Komisi II ke Provinsi Jawa Barat, Bandung, Kamis (6/3/2025).

Biaya Operasional Petani (BOP) ini menurutnya serupa dengan skema Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang diterapkan dalam sektor pendidikan. Skema ini diharapkan dapat membantu petani untuk bertahan dan meningkatkan produktivitas mereka.

“Daerah-daerah pertanian disebut lumbung pangan, tetapi petaninya makin lama makin terpuruk karena tidak punya pendapatan. Mungkin perlu ada semacam Biaya Operasional Petani atau BOP. Kalau di sekolah ada BOS, maka petani juga perlu mendapatkan dukungan serupa,” jelasnya.

Lebih lanjut, adanya bantuan operasional diharapkan dapat menarik generasi muda untuk menjadi petani. Melihat saat ini sektor pertanian bisa mengalami krisis regenerasi tenaga kerja karena tidak menariknya pertanian.

“Kalau tidak ada biaya operasional, mungkin anak-anak muda generasi kedua, ketiga dari petani tidak akan mau meneruskan profesi ini. Mereka mungkin lebih memilih menjadi ojek atau pekerjaan lainnya,” tambahnya. •gal/rdn

EMedia DPR RI