6 March 2025
Kesejahteraan Rakyat

Legislator Dorong Kesehatan Mental Generasi Muda, Demi Indonesia Emas 2045

  • Maret 4, 2025
  • 0

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher (kiri), saat menghadiri Seminar Kesehatan Mental Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan oleh Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS dan Garuda Keadilan, Jumat (28/2/2025). Foto: Ist/vel.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher (kiri), saat menghadiri Seminar Kesehatan Mental Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan oleh Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS dan Garuda Keadilan, Jumat (28/2/2025). Foto: Ist/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta 
– Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyoroti ancaman kesehatan mental generasi muda akibat standar kebahagiaan dan kesuksesan yang dibentuk oleh media sosial.

“Generasi muda kita terpapar oleh standar nilai di media sosial yang sering kali tidak relevan dengan kondisi nyata. Banyak yang tidak sadar bahwa apa yang ditampilkan para influencer di media sosial sebagian besar hanyalah gimmick untuk menarik perhatian,” ujar Netty dalam Seminar Kesehatan Mental Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan oleh Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS dan Garuda Keadilan, Jumat (28/2/2025).

Netty menegaskan bahwa generasi muda merupakan faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Generasi Z, yang saat ini berada di usia produktif, akan menjadi pemimpin dan penggerak bangsa di masa depan. “Oleh karena itu, kita harus memastikan mereka mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi kebijakan, lingkungan sosial, maupun layanan kesehatan mental,” katanya.

Menurutnya, berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini—seperti tekanan akademik, persaingan kerja, dan pengaruh media sosial—dapat berdampak pada kesehatan mental mereka. “Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat memengaruhi produktivitas dan stabilitas sosial-ekonomi bangsa ke depan,” terangnya.

Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli, di antaranya dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI), Dr. Irfan Aulia Syaiful, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Praktisi Kesehatan Mental), serta Amatullah Basiimah (Deaf Learning Center Ibtisamah). Mereka membahas berbagai strategi dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.

Imran Pambudi mengungkapkan hasil penelitian I-NAMHS yang menunjukkan bahwa 34,90 persen remaja berusia 10–17 tahun mengalami gangguan jiwa, bahkan 1,40 persen di antaranya memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Sayangnya, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa hanya 2,6 persen dari mereka yang mengakses layanan konseling di fasilitas kesehatan.

Oleh karena itu, Irfan Aulia mengingatkan generasi muda agar tidak menjadikan konten media sosial sebagai acuan dalam menilai diri sendiri. “Jika mengalami gejala yang mengganggu aktivitas harian, seperti kehilangan nafsu makan, sulit bangun tidur meskipun tidak begadang, dan sebagainya, jangan mendiagnosis diri sendiri lewat TikTok atau Instagram. Anda harus berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan diagnosis yang benar,” tegasnya.

Sementara itu, Amatullah Basiimah, yang merupakan penyandang disabilitas (tuna rungu), menekankan bahwa kesehatan mental bagi penyandang disabilitas sangat bergantung pada kemampuan menerima kondisi diri sendiri serta dukungan keluarga. “Kesehatan mental seseorang akan optimal jika ia memiliki keluarga yang memahami, menerima, mendukung, dan mempercayainya dengan penuh cinta, sehingga ia mampu menjadi subjek dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya.

Sebagai anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, Netty menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada kesehatan mental generasi muda.

“Kita perlu menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak muda agar mereka bisa berkembang dan berkontribusi maksimal bagi bangsa. Salah satunya adalah dengan memperkuat ketahanan keluarga,” ungkap Netty.

“Keluarga harus menjadi tempat seseorang merasa sehat dan bahagia, bukan justru menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan jiwa. Dukungan keluarga sangat diperlukan agar anak dan remaja yang mengalami gangguan mental dapat mengakses solusi yang tepat,” tutupnya. •rnm/aha

EMedia DPR RI