Apresiasi Inovasi Pencegahan Stunting, Yahya Zaini Minta Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Jadi Prioritas
- Februari 21, 2025
- 0
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini memberikan apresiasi dan dukungan terhadap program-program yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), khususnya dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pencegahan stunting. Ia menyoroti keterlibatan partisipasi swasta sebagai salah satu inovasi yang luar biasa.
“Pertama saya memberikan apresiasi dan dukungan terhadap program-program yang sudah dicanangkan oleh Kemendukbangga, khususnya dalam melakukan kreativitas dan inovasi, salah satu inovasi yang dilakukan adalah bagaimana melibatkan partisipasi swasta dalam pencegahan stunting ini segera luar biasa,” ujar Yahya, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Kemendukbangga/BKKBN, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Sementara itu, Yahya juga menyoroti lima program quick wins Kemendukbangga. Menurutnya, dari lima program quick wins tersebut, belum ada program yang secara spesifik menyentuh 1000 hari pertama kehidupan. Padahal intervensi pada masa ini sangat penting dan menentukan keberhasilan pencegahan stunting.
“Saya belum melihat tadi dari lima quick wins itu yang menyentuh 1000 hari pertama kehidupan, itu belum ada Pak Menteri. Na, ini perlu mungkin disusun secara dia masuk di mana diantara quick wins itu, karena ini sangat sensitif,” jelasnya.
Adapun lima program quick wins dari Kemendukbangga tersebut adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (GATE), AI-SuperApps Keluarga Indonesia, dan Lansia Berdaya (Sidaya).
Selain itu, terkait gerakan Ayah Teladan yang merupakan gerakan optimalisasi peran ayah untuk menjawab fenomena fatherless di Indonesia, Yahya mempertanyakan peran ibu dalam program tersebut, mengingat ibu juga sangat penting pada masa kehamilan dan menyusui. Ia mengusulkan agar gerakan ini menjadi gerakan Ayah dan Ibu Teladan.
“Ini mungkin perlu disisipkan juga ya kan jadi gerakan ayah dan ibu teladan misalnya begitu ya karena memang hipotesanya ini kan dalam rangka 20% kehilangan peran ayah (fatherless), sehingga gerakan ayah teladan menjadi penting, tapi pertanyaan saya ibunya di mana ini barangkali perlu dipikirkan juga peranan Ibu ini,” ujarnya.
Terakhir, Politisi Fraksi Partai Golkar ini menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belum menyasar ibu hamil dan menyusui. Ia meminta agar program ini dapat diintegrasikan dengan baik dan dipercepat pelaksanaannya kepada ibu hamil dan menyusui.
“Kami minta juga supaya ada percepatan juga ya kan pelaksanaan (MBG) melibatkan ibu hamil dan Ibu menyusui dalam program BGN (Badan Gizi Nasional),” pungkasnya. •bia