Industri Susu Lokal Jadi Sorotan Sinergi DPR dengan Media di Jawa Barat
- Februari 17, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Bandung – Industri susu lokal menjadi salah satu fokus utama dalam Forum Komunikasi dan Sosialisasi Kinerja DPR RI yang digelar oleh Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal DPR RI bersama Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP). Acara yang mengangkat tema “Sinergi DPR RI dengan Media Tingkatkan Potensi Ekonomi Lokal di Jawa Barat” ini bertujuan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi berbasis lokal, termasuk industri peternakan dan pengolahan susu.
Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, Desy Ratnasari, yang membuka acara, menekankan pentingnya kolaborasi antara DPR RI, media, dan masyarakat dalam memperkuat sektor ekonomi, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia menyatakan bahwa sinergi yang kuat antara media dan DPR RI dapat memastikan aspirasi pelaku UMKM tersampaikan kepada pemangku kebijakan.
“Dengan sinergi ini, diharapkan pertumbuhan UMKM, potensi yang bisa dikembangkan, dan kendala yang dihadapi masyarakat dapat terdengar oleh pemangku kebijakan,” ujar Desy dalam acara yang berlangsung di Kota Bandung, Jumat (14/2/2025).
Legislator Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mendorong agar DPR RI dan Pemerintah dapat berkolaborasi dalam merumuskan kebijakan yang lebih berpihak pada UMKM. Ia menekankan bahwa kebijakan yang baik harus mampu mendukung perkembangan UMKM tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
“Dalam membuat kebijakan, DPR RI dan DPRD Provinsi harus menghasilkan regulasi yang benar-benar mendukung UMKM agar lebih berkembang. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk media, sangat penting dalam hal ini,” tambahnya.
Selain itu, Desy juga menyoroti peran media dalam menyampaikan informasi yang jelas dan rinci mengenai UMKM. Ia menekankan bahwa pemberitaan yang baik dapat membantu meningkatkan daya saing UMKM lokal serta memberikan wawasan yang lebih luas bagi masyarakat.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, rombongan DPR RI dan wartawan melakukan kunjungan ke Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, sebuah koperasi yang berperan penting dalam industri pengolahan susu di Jawa Barat, Sabtu (15/2). Manager HRD KPBS Pangalengan, Andre Nopandi, menjelaskan bahwa KPBS berdiri pada 22 Maret 1969 dan resmi berbadan hukum sejak 1 April 1969.
Untuk mengatasi rentannya susu segar, KPBS membangun fasilitas pengolahan susu pada tahun 1979. Kemudian, pada 2013, KPBS mendirikan fasilitas Milk Treatment II (MT-II) yang fokus pada produksi produk turunan susu seperti yoghurt dan keju mozzarella. Saat ini, KPBS mampu menampung hampir 79 ton susu segar setiap harinya yang didistribusikan ke berbagai industri pengolahan susu.
“MT-II memiliki peran penting dalam mengolah produk susu siap konsumsi, berbeda dengan MT-I yang hanya menganalisis bahan setengah jadi. Produk yang dihasilkan tetap menggunakan nama KPBS Pangalengan dan memiliki standar tinggi dalam pengolahan susu,” jelas Andre. •aha,mf/aha