RI dan Georgia Perkuat Kerja Sama Bilateral di Berbagai Sektor
- Februari 11, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Muhammad Husen Fadlulloh, menegaskan komitmen Indonesia dalam mempererat hubungan bilateral dengan Georgia. Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar Georgia untuk Indonesia, H.E. Mr. Tomike Nozadze, di Nusantara III Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/2/2025)
“Kami mengapresiasi hubungan bilateral yang kuat dan telah terjalin baik antara Indonesia dan Georgia sejak 1993. Meskipun masih tergolong muda, hubungan ini telah mendorong pemahaman yang lebih dalam serta kerja sama yang erat di berbagai bidang, termasuk ekonomi,” ujar Husen.
Ia juga menyoroti keberadaan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI-Georgia sebagai platform penting untuk mengembangkan potensi kerja sama kedua negara. Di tingkat parlemen, DPR RI memandang Parlemen Georgia sebagai mitra strategis, mengingat berbagai dialog telah berlangsung sebelumnya, termasuk pada Agustus 2024 dengan mantan Ketua BKSAP.
“Bulan lalu, kami juga telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Georgia untuk periode 2024-2029. Kami berharap sinergi antara parlemen dan pemerintah kedua negara semakin erat untuk memastikan kerja sama yang efektif,” tambahnya.
Dalam bidang ekonomi, Husen menyoroti ekspor berbagai komoditas Indonesia ke Georgia, seperti kopi dan bijih tembaga. Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai 100 juta Dolar AS.
“Keberadaan Georgia–Indonesia Business Association (GIBA) harus dioptimalkan sebagai jembatan bagi pelaku usaha dari kedua negara. Selain itu, Indonesia dapat menjadi pintu masuk dan pusat perdagangan ke kawasan ASEAN yang memiliki lebih dari 600 juta penduduk,” jelasnya.
Terkait transisi energi, Husen juga ingin mempelajari langkah-langkah yang diambil Georgia, seperti implementasi Renewable Energy Law dan Energy Efficiency Law.
“Kami berharap dapat mengeksplorasi kerja sama di bidang ini, terutama antarparlemen. Kerja sama adalah kunci karena setiap negara memiliki sumber daya yang berbeda. Selain itu, kita harus memastikan komitmen pendanaan iklim hingga 300 miliar Dolar AS per tahun hingga 2035 benar-benar terwujud,” tegasnya.
Dalam sektor pariwisata, Husen mengapresiasi kebijakan e-Visa Georgia yang memudahkan kunjungan jangka pendek dan berharap adanya pembebasan visa total di masa depan. Ia juga mempromosikan lima destinasi super prioritas Indonesia, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
“Kami berharap semakin banyak wisatawan Georgia yang berkunjung untuk mengenal keindahan dan keberagaman budaya Indonesia. Namun, saya juga ingin menegaskan pentingnya menghormati hukum, peraturan, serta budaya lokal,” ujarnya.
Dalam hal reformasi birokrasi, Husen menyebut Georgia sebagai contoh negara yang berkomitmen terhadap pelayanan publik berkualitas melalui Public Service Hall (PSH). Ia juga ingin mengetahui perkembangan PSH di Georgia, mengingat Indonesia kini memiliki lebih dari 200 Mal Pelayanan Publik (MPP) yang berfungsi serupa.
“Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas pertemuan yang bermakna ini. Saya berharap kita dapat terus bekerja sama dalam berbagai isu kepentingan bersama di masa depan,” tutup Husen. •ssb/aha