PARLEMENTARIA, Jakarta – Indonesia Opinion Festival (IOF) ke-4 yang berlangsung pada 29-30 Desember 2024 di Kompleks DPR RI menjadi momen penting bagi masyarakat disabilitas, khususnya komunitas tunarungu. Dengan kolaborasi antara DPR RI dan Citizen OS, IOF 2024 tidak hanya menjadi wadah berbagi opini dan pemikiran politik, tetapi juga ajang kolaborasi inklusif yang melibatkan teman-teman tuli dalam diskusi dan pembuatan kebijakan.
Aksesibilitas menjadi sorotan utama dalam acara ini, terutama melalui kerja sama dengan Silang.id, organisasi yang berfokus pada pemberdayaan teman-teman tuli. Kehadiran juru bahasa isyarat memungkinkan peserta tuli mengakses informasi dan berpartisipasi aktif dalam diskusi. Ini bukan sekadar soal mendengar atau berbicara di forum publik, tetapi tentang memastikan kesetaraan peluang bagi semua pihak untuk berkontribusi.
Bagja Prawira, salah satu pendiri Silang.id, mengungkapkan antusiasmenya atas inisiatif ini. “Saya sangat bersyukur acara seperti ini memberi kesempatan teman-teman tuli untuk terlibat dalam proses politik. Sebelumnya, banyak dari mereka yang tidak tahu cara berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan mereka. Dengan adanya juru bahasa isyarat, mereka kini bisa memahami politik lebih dalam dan memberikan kontribusi,” ujarnya.
Bagja juga menekankan pentingnya keberlanjutan akses ini sebagai langkah menuju pendidikan politik yang inklusif. Ia berharap IOF dapat menjadi semacam ‘sekolah politik’ bagi komunitas tuli di masa depan.
Putri Sri Hanitami, anggota Silang.id yang turut hadir di IOF 2024, menilai kehadiran juru bahasa isyarat sebagai simbol penting kesetaraan akses. “Ini mungkin pertama kalinya teman-teman tuli dapat berpartisipasi dalam Indonesia Opinion Forum. Kehadiran juru bahasa isyarat membuka pintu bagi mereka untuk mengakses informasi yang sebelumnya sulit dijangkau,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa langkah kecil seperti ini memiliki dampak besar dalam meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi komunitas tuli, terutama dalam jangka panjang.
Mardea, seorang juru bahasa isyarat dari Silang.id, menegaskan pentingnya keterlibatan teman-teman disabilitas dalam kegiatan publik seperti IOF. “Hal kecil seperti melibatkan teman-teman disabilitas mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya luar biasa. Mereka merasa dihargai, terlibat, dan lebih memahami sistem politik,” katanya. Menurutnya, ini bukan sekadar soal memberikan akses, melainkan memastikan komunitas tuli memahami dan terlibat dalam proses politik yang memengaruhi kehidupan mereka.
Keterlibatan teman-teman tuli dalam IOF 2024 membuktikan bahwa inklusi dan kesetaraan bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Dengan adanya akses seperti juru bahasa isyarat, mereka merasakan langsung makna demokrasi yang sesungguhnya—sebuah proses yang terbuka untuk semua, tanpa terkecuali. Harapannya, acara seperti ini dapat terus memberikan ruang bagi semua kelompok masyarakat untuk berkontribusi dalam pembuatan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif.
Langkah ini menjadi awal dari perubahan besar dalam politik Indonesia, di mana setiap suara, termasuk dari komunitas disabilitas, dihargai dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam pembangunan bangsa. •we/aha