PARLEMENTARIA, Denpasar – Industri wine di Bali memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian lokal. Hatten Wines, sebagai salah satu produsen lokal terkemuka, dinilai telah menunjukkan komitmennya terhadap pelibatan masyarakat setempat, khususnya para petani anggur lokal. Perusahaan ini bekerja sama dengan petani anggur di Bali untuk memasok bahan baku anggur, meskipun sebagian bahan bakunya masih harus diimpor.
Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza mengapresiasi upaya Hatten Wines dalam mendukung petani lokal sekaligus menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau di pasar domestik. “Langkah seperti ini penting untuk mendukung keberlanjutan industri sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ujarnya usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Denpasar, Bali, Sabtu (7/12/2024).
Meski demikian, Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut mencatat bahwa sebagian besar tenaga ahli yang terlibat dalam proses produksi Hatten Wines masih didatangkan dari luar negeri. Hal ini menjadi tantangan yang perlu diatasi ke depan agar SDM lokal bisa lebih banyak dilibatkan dalam sektor ini. “Mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri memang wajar untuk tahap awal, tetapi kami berharap SDM Indonesia, khususnya Bali, dapat lebih diberdayakan dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli lokal, Ia mendorong Hatten Education Center sebagai pusat riset wine perusahaan dapat menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan seperti politeknik pariwisata di Bali. Kolaborasi ini diharapkan dapat mencetak ahli-ahli wine dari kalangan lokal yang memiliki keahlian setara dengan tenaga kerja internasional. “Edukasi dan pelatihan formal sangat penting untuk membangun SDM lokal yang kompeten dan siap bersaing,” tambahnya.
Komisi VII berharap penguatan industri wine di Bali tidak hanya membawa manfaat ekonomi tetapi juga membuka lebih banyak lapangan kerja dan peluang pendidikan bagi masyarakat lokal. Dukungan pemerintah, baik dalam bentuk regulasi maupun fasilitasi pendidikan, menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan sektor ini berkelanjutan dan inklusif. •uf/aha