PARLEMENTARIA, Gresik – Anggota Komisi XII DPR RI, Cheroline Chrisye Makalew, S.P., mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk memberikan kuota khusus bagi tenaga kerja asli Papua. Ia menekankan pentingnya perhatian terhadap putra-putri Papua yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, namun masih menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan.
“Saya meminta kuota khusus untuk saudara-saudara kami dari Papua, terutama mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi di luar Papua, namun belum mendapatkan pekerjaan. Sebagai daerah penghasil sumber daya mineral, Papua berhak mendapatkan perhatian lebih dalam rekrutmen tenaga kerja,” ujar Cheroline usai pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi XII DPR RI di Smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur, Jumat (15/11/2024).
PTFI mencatat bahwa pada masa puncak konstruksi, perusahaan mempekerjakan hingga 22.000 tenaga kerja. Saat ini, di masa operasional, jumlah tenaga kerja aktif mencapai 1.474 orang, dengan distribusi 44% berasal dari Gresik, 30% dari wilayah Jawa Timur di luar Gresik, 24% dari wilayah Indonesia lainnya, dan 2% expatriat.
Cheroline menyoroti pentingnya penambahan kuota khusus untuk tenaga kerja asli Papua di fasilitas operasional PT Freeport, termasuk di Gresik. “Meski sudah ada kuota untuk tenaga kerja Papua, kami meminta agar jumlah tersebut ditingkatkan, khususnya di Gresik. Kami berharap PTFI dapat lebih banyak merekrut putra-putri asli Papua,” tegas legislator dari Dapil Papua Barat.
Ia juga menegaskan bahwa prioritas rekrutmen perlu diberikan kepada orang asli Papua yang memenuhi kriteria tertentu, termasuk kelayakan pendidikan dan kemampuan. “Kami meminta PT Freeport memprioritaskan tenaga kerja asli Papua, yang hitam kulitnya, keriting rambutnya, dan sudah menyelesaikan pendidikan, untuk bisa bergabung di perusahaan ini,” tutupnya. •mun/aha