PARLEMENTARIA, Jakarta – Beberapa waktu terakhir ramai diberitakan para peternak susu sapi di sejumlah daerah membuang susu hasil produksinya. Peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah misalnya menggelar aksi mandi susu dari susu yang tak terserap industri di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu lalu (9/11/2024).
Selain itu, para peternak sapi perah dan pengepul susu di Jawa Timur juga memprotes hal serupa. Peternak sapi di Pasuruan, Jawa Timur, juga membuang susu hasil panen lantaran ada pembatasan jumlah pengiriman susu ke industri pengolahan.
Menanggapi itu, anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, meminta Kementerian Pertanian (Kementan) turun tangan untuk menangani kasus peternak susu seperti di Boyolali, Jawa Tengah yang membuang 50.000 liter atau 50 ton susu. “Kami dari Komisi IV DPR RI sangat prihatin dan menyesalkan kejadian ini,” kata Rajiv dalam keterangannya, Minggu (10/11).
Rajiv menilai, kasus tersebut menunjukkan adanya kendala dalam rantai pasok yang harus segera ditangani. Politisi Fraksi Partai NasDem ini meminta perhatian serius dari Kementan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.
“Kami berharap agar ada langkah-langkah konkret dari kementerian terkait untuk memastikan bahwa hasil produksi para peternak dapat terserap dengan baik di pasar domestik, terutama mengingat pentingnya menjaga stabilitas ekonomi sektor peternakan,” ujar Rajiv.
Secara khusus, kata Rajiv, pihaknya meminta Kementan untuk segera mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusi jangka panjang. “Adanya keterbatasan dalam penyerapan hasil ternak ini harus segera dicari solusinya, baik melalui diversifikasi produk, optimalisasi pasar domestik, atau bahkan mengkaji kebijakan importasi susu agar tidak terlalu membebani peternak lokal,” tegasnya.
Ia menegaskan, Komisi IV DPR akan terus melakukan pemantauan dan berharap kementerian terkait bisa segera mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesejahteraan para peternak sapi perah, terutama di Boyolali, tetap terjaga. •hal/aha