PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menyinggung soal kerja sama antarparlemen, di mana dengan keanggotaan DPR baru untuk periode 2024-2029 diharapkan kerja sama yang telah terjalin selama ini antara parlemen kedua negara dapat dilanjutkan dan ditingkatkan. Hal itu disampaikan Puan dalam pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Singapura, Seah Kian Peng di sela-sela perhelatan G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) ke-10 yang digelar di Brasil, Amerika Selatan
“Saya akan mendukung agar DPR periode ini membentuk Kembali Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Singapura,” sebut Puan dalam dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Kamis (7/11/2024) petang waktu Brasil.
Puan mengatakan, parlemen kedua negara dapat meningkatkan kerja sama melalui berbagai forum internasional seperti pada ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) yang merupakan Majelis Antar-Parlemen ASEAN untuk menciptakan Asia Tenggara yang kondusif.
Puan juga menyampaikan soal kerja sama ekonomi mengingat Singapura sebagai mitra utama Indonesia masih menunjukkan peningkatan investasinya di Indonesia. Ia berharap peningkatan investasi ini dapat sesuai dengan prioritas pembangunan Indonesia, khususnya pada hilirisasi sumber daya alam, energi bersih, kesehatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Saya optimistis bahwa kerja sama kedua negara akan terus meningkat, mengingat potensi yang ada seperti dalam bidang green energy terutama solar farm, carbon capture storage, pengembangan Batam-Bintan-Karimun, serta digital connectivity dan data center,” urai Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Di akhir pertemuan, mantan Menko PMK ini mengundang Ketua Parlemen Singapura Seah Kian Peng untuk berkunjung ke DPR. Puan juga menitipkan salam kepada Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong.
Kepada Seah Kian Peng, Puan sempat menjelaskan proses transisi presiden di Indonesia. Ia menegaskan siap mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kerja sama antara Indonesia dengan Singapura.
“Saya berharap pertemuan hari ini dapat berkontribusi untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Singapura,” ucap politisi Fraksi PDIP ini.
Sementara itu, Ketua Parlemen Singapura, Seah Kian Peng menyatakan hubungan Indonesia dan Singapura telah terjalin dengan baik. Ia juga sepakat pentingnya peningkatan kerja sama people to people kedua negara, budaya, dan ekonomi.
“Hubungan bilateral yang excellent beberapa tahun terakhir perlu terus dipupuk, agar tidak taken for granted,” kata Seah Kian Peng yang juga mengundang Puan untuk berkunjung ke Singapura dalam lawatan resmi.
Seah Kian Peng juga mengungkap sebenarnya PM Lawrence Wong hendak bertemu Puan dalam agenda kunjungannya ke Indonesia pada Rabu (6/11) lalu. Namun Puan sedang tidak berada di Jakarta karena tengah menghadiri forum P20 di Brasil ini.
Agenda courtesy call antara Puan dengan Ketua Parlemen Singapura turut dihadiri Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Irine Yusiana Roba Putri, Wakil Ketua Komisi XII DPR Dony Maryadi dan Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez.
Selain dengan Singapura, Puan juga melakukan pertemuan non-formal dengan Ketua Parlemen Portugal, Jose Pedro Aguiar-Branco di sela-sela P20. Berbagai hal turut menjadi perbincangan antara delegasi parlemen Indonesia dan Portugal.
Di antaranya seperti hubungan antar parlemen, upaya peningkatan kerja sama di tengah tantangan global yang makin sulit, hingga kemiripan budaya. Puan sempat menyinggung tentang Keroncong yang serupa dengan musik tradisional Portugal yaitu Fado.
Pada kesempatan yang sama, Puan pun sempat berbincang santai dengan Ketua Parlemen Inggris, Lindsay Hoyle. Pertemuan non-formal dalam forum-forum parlemen internasional ini penting untuk menciptakan bonding.
“Di sela-sela forum resmi, informal meetings tidak kalah pentingnya, yaitu menciptakan ikatan persahabatan dengan para pemimpin parlemen,” ungkap Wakil Ketua BKSAP, Irine Yusiana Roba Putri.
Menurut Irine, informal meeting seperti itu sekaligus menjadi ajang diplomasi antar anggota parlemen masing-masing negara.
“Tujuan akhirnya, mutual understanding tentang berbagai hal, yang mengarah pada kerjasama Indonesia dengan negara-negara lain di sektor transportasi, infrastruktur, ekonomi, hingga pendidikan,” tutup legislator perempuan yang juga bertugas di Komisi V DPR RI itu. •hal/rdn