#Politik dan Keamanan

Okta Kumala Dewi: Indonesia Perlu Perkuat Pertahanan di Tengah Ketidakpastian Global

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN Okta Kumala Dewi. Foto: Ist/vel.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN Okta Kumala Dewi. Foto: Ist/vel.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Di tengah meningkatnya ketidakpastian global, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Konflik bersenjata yang semakin banyak terjadi di dunia, serta ketegangan antara dua kekuatan besar—Amerika Serikat dan Tiongkok—memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi yang lebih besar.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN Okta Kumala Dewi, menyoroti pentingnya Indonesia memperkuat pertahanan guna mengantisipasi perkembangan situasi ini. “Banyak konflik bersenjata yang terjadi di dunia saat ini, belum lagi persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu konflik besar di masa depan,” ungkap OKD kepada Parlementaria, di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Menurutnya, Indonesia perlu menyeimbangkan antara diplomasi aktif dan penguatan militer untuk menjaga keamanan nasional. Ia menekankan bahwa diplomasi dengan prinsip politik bebas aktif harus terus menjadi prioritas dalam hubungan internasional Indonesia. Namun, diplomasi saja tak cukup; Indonesia juga harus mempersiapkan diri dari segi militer. “Si vis pacem, para bellum—Jika ingin damai, bersiaplah untuk perang. Filosofi ini sangat relevan dalam situasi ketidakpastian seperti saat ini,” jelas Politisi Fraksi PAN ini.

Dalam pandangannya, Indonesia sebagai negara besar memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kekuatan militer nasional mampu bersaing di level internasional, khususnya di Asia Timur. “Kita harus memiliki target untuk menjadi salah satu kekuatan militer utama di kawasan ini. Setidaknya, Indonesia harus mampu menjadi kekuatan militer tiga besar di Asia Timur,” lanjut OKD.

Gagasan ini, menurutnya, hanya bisa terwujud melalui modernisasi pertahanan dan profesionalisasi TNI. Baginya, TNI profesional adalah kunci dalam mencapai cita-cita pertahanan nasional yang kuat. “TNI profesional memiliki dua dimensi utama. Pertama, hubungan sipil-militer yang semakin baik pasca-reformasi. Kedua, modernisasi pertahanan. Dan inilah bagian yang harus kita tingkatkan ke depannya,” ujarnya.

Dalam konteks global yang semakin tak menentu, pandangan Okta Kumala Dewi mencerminkan urgensi bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pertahanan nasional. Penguatan militer tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga landasan bagi diplomasi yang efektif, memastikan Indonesia tetap berada di garis depan dalam menjaga stabilitas kawasan dan dunia. •ssb/rdn

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *