12 December 2024
Politik dan Keamanan

HUT DPR ke-79, Wujudkan ‘Legacy’ dan Harapan Rakyat

  • Agustus 30, 2024
  • 0

Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk HUT DPR RI ke-79: Legacy dan Harapan Wakil Rakyat di Senayan. Foto: Farhan/vel. PARLEMENTARIA,

HUT DPR ke-79, Wujudkan ‘Legacy’ dan Harapan Rakyat
Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk HUT DPR RI ke-79: Legacy dan Harapan Wakil Rakyat di Senayan. Foto: Farhan/vel.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 DPR RI, Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bersama Biro Pemberitaan DPR RI menggelar diskusi bertajuk “HUT DPR RI ke-79: Legacy dan Harapan Wakil Rakyat”. Diskusi yang dihadiri oleh para tokoh parlemen dan pengamat politik ini membahas refleksi peran DPR serta harapan-harapan ke depan bagi lembaga legislatif dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat di Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, membuka diskusi dengan mengingatkan bahwa DPR harus selalu bertindak cepat dalam merespons urusan rakyat dan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat. Ia menekankan pentingnya DPR memiliki ketajaman substansi serta kehormatan sesuai dengan kedudukannya sebagai wakil rakyat. “DPR harus benar-benar dekat dengan rakyat dan tidak meninggalkan siapa pun di belakang,” tegasnya.

Mardani mengkritik fenomena “no viral, no justice” yang menurutnya bukanlah cara yang tepat untuk menegakkan keadilan. Ia menilai bahwa sistem kelembagaan yang belum berjalan dengan baik sering kali menyebabkan rakyat harus membuat suara mereka viral untuk mendapatkan perhatian. “Padahal, dalam beberapa hal, suara rakyat bisa jadi misleading atau diarahkan,” tambahnya.

Dalam hal kebijakan, Mardani juga menyoroti perlunya reformasi mendalam di bidang politik, terutama untuk mengatasi biaya politik yang tinggi yang akhirnya melahirkan oligarki dan politik yang saling mengunci. “Jika ini tidak dibongkar, kita akan semakin tenggelam dalam perangkap pendapatan menengah,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Indra Pahlevi, menekankan pentingnya peran birokrasi dalam menyampaikan kinerja DPR kepada publik. “Tugas kami adalah bagaimana menyampaikan apa yang dilakukan oleh DPR kepada publik melalui jurnalisme positif,” ungkapnya. Ia menyadari bahwa masyarakat masih kurang memahami peran DPR dalam tata negara, sehingga Biro Pemberitaan DPR berupaya membangun narasi yang mendekatkan DPR dengan rakyat.

Indra mengakui bahwa citra DPR di mata publik memang mengalami fluktuasi. “Dari survei yang kami lakukan, tingkat kepercayaan publik terhadap DPR pernah naik tajam sebesar 12%, meski kemudian mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir,” jelasnya. Namun, ia optimis bahwa dengan keterbukaan dan kerja sama dengan media serta influencer, kepercayaan masyarakat terhadap DPR bisa kembali meningkat.

Indra juga menyampaikan bahwa Biro Pemberitaan akan terus bekerja sama dengan media untuk mengamplifikasi semua hal positif yang dilakukan oleh DPR. “Kami ingin publik tahu bahwa DPR benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat,” tambahnya.

Sementara itu pengamat politik, Ujang Komarudin, menyoroti pentingnya DPR untuk lebih aspiratif dan akuntabel dalam setiap langkah politiknya. Ia menyebutkan bahwa DPR sebagai lembaga politik harus mampu menjadi ruang diskusi yang sehat di antara kekuatan politik. “Di tengah perbedaan pandangan politik, DPR harus tetap menjadi tumpuan masyarakat,” ujarnya.

Ujang juga mendukung ide bahwa kepercayaan masyarakat terhadap DPR dapat ditingkatkan melalui transparansi dan keterbukaan. “Masyarakat harus melihat bahwa DPR bekerja dengan sungguh-sungguh dan semua proses politiknya dapat diakses dengan mudah,” tambahnya.

Di akhir diskusi, semua narasumber sepakat bahwa momentum peringatan HUT ke-79 DPR RI ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat peran DPR sebagai wakil rakyat. Indra Pahlevi menegaskan bahwa DPR harus menyambut periode baru dengan semangat baru. “DPR baru, harapan baru,” tegasnya.

Diskusi ini menjadi momen refleksi bagi para wakil rakyat untuk lebih berani memperjuangkan kepentingan rakyat, membangun citra positif, serta menjaga keseimbangan kekuatan politik demi terciptanya demokrasi yang sehat dan akuntabel. •ssb/aha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *