PARLEMENTARIA, Jakarta – Banjir bandang yang melanda pemukiman penduduk di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, menewaskan belasan warga. Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor melanda Kelurahan Rua, Ternate, pada Minggu (25/8/2024) dini hari.
Akibat bencana hidrometeorologi itu, sebanyak 18 warga dilaporkan meninggal dunia dan satu orang masih dinyatakan hilang. Merespon peristiwa tersebut, Anggota Komisi V DPR RI Irine Yusiana Roba Putri meminta pemerintah melakukan relokasi pemukiman warga dari wilayah yang menjadi lokasi banjir.
“Dukacita mendalam dan keprihatinan kami ucapkan atas bencana alam di Ternate, khususnya bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan,” kata Anggota Komisi V DPR RI Irine Yusiana Roba Putri dalam rilis media yang diterima Parlementaria, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8).
Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut meminta agar pencarian korban terus dilakukan dengan maksimal di mana BNPB telah mengerahkan 10 alat berat atau eskavator untuk mencari korban hilang sekaligus membersihkan material yang terbawa banjir. “Pencarian korban dan perbaikan akses perlu dilakukan dengan cepat. Semoga semua dapat diatasi dengan baik,” tuturnya.
Irene telah meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang di Ternate yang merupakan dapilnya, pada Selasa (27/8) kemarin bersama Balai Wilayah Sungai, pihak Kementerian PUPR serta Pemda untuk mengecek kondisi korban. Sebelum turun ke lokasi, ia terlebih dahulu menggelar rapat dengan pemerintah setempat untuk mengetahui data korban dan kebutuhannya.
“Pak Wali akan mengkoordinasi supaya gerak kita cepat agar masyarakat dapat dibantu dengan segera. Pada prinsipnya tujuan kita bersama di sini adalah membantu masyarakat,” ujar Irine.
Tak hanya meninjau lokasi, Irine juga mendatangi tempat pengungsian warga yang menjadi korban banjir. Selain mengecek fasilitas lokasi pengungsian dan ketersediaan logistik dan bantuan pangan dari Kementerian Sosial, ia pun berbincang dengan para korban untuk mengecek apa saja kebutuhan mereka.
Irine lalu mendorong agar bantuan penyediaan rumah bagi korban yang tempat tinggalnya hancur karena banjir dan longsor bisa segera direalisasikan oleh pemerintah.
“Penanganan saat ini maupun yang akan datang adalah supaya warga terdampak bisa mendapat bantuan rumah. Saya sudah bahas dengan teman-teman dari PUPR dan Pemkot agar secepatnya menangani warga terdampak,” jelas Irine.
Lebih lanjut, perempuan yang bertugas di komisi infrastruktur DPR itu mendorong agar dilakukan relokasi pemukiman warga. Irine mengatakan juga telah membahas dengan BWS terkait relokasi permukiman penduduk pada area yang menjadi aliran banjir bandang.
“Agar area tersebut dinormalisasi, jadi pemukiman warga direlokasi di tempat yang aman. Di lokasi dekat danau tidak lagi dijadikan pemukiman penduduk supaya kedepan tidak ada kejadian semacam ini lagi,” terangnya.
Pemkot Ternate telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor selama 14 hari, terhitung sejak 25 Agustus sampai dengan 7 September 2024 menyusul bencana alam ini. Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate sendiri secara geologi dan hidrometeorologi masuk ke dalam kawasan rawan bencana sebab berada di kawasan Gunung Api Gamalama. •pun/aha