Hadapi Demonstrasi dengan Pendekatan Humanis
- 0
- 2 min read
Anggota Komisi III DPR, Gilang Dhielafararez. Foto : Dok/Andri.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Aksi demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa di Kota Semarang berakhir ricuh pada Senin (26/8/2024). Bentrokan terjadi antara aparat keamanan dan para pengunjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah. Demonstrasi ini dipicu oleh tuntutan mahasiswa untuk menurunkan pemerintahan saat ini, terkait dengan revisi UU Pilkada.
Anggota Komisi III DPR, Gilang Dhielafararez, mengkritik penanganan aksi demonstrasi yang berakhir ricuh ini. Ia mengimbau agar aparat keamanan lebih mengedepankan pendekatan humanis dalam menghadapi massa. “Jika kita menggunakan tindakan represif, situasi hanya akan semakin buruk dan kepercayaan publik terhadap institusi negara akan terkikis,” ujarnya dalam keterangan tertulis ke Parlementaria, Selasa (27/8).
Gilang juga mengingatkan bahwa menyampaikan aspirasi adalah hak yang dilindungi konstitusi. Namun, ia mengimbau agar aksi unjuk rasa dilakukan secara tertib dan damai demi menjaga stabilitas keamanan.
Kericuhan mulai terjadi ketika massa mahasiswa berusaha memasuki Balai Kota dan merusak pagar. Situasi semakin memanas ketika kelompok pelajar bergabung dengan massa di barisan depan, yang memicu aksi lempar batu dan kayu antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Akhirnya, aksi tersebut dibubarkan dengan gas air mata.
Dampak dari bentrokan ini menyebabkan setidaknya 33 orang harus dilarikan ke rumah sakit akibat tindakan represif dari aparat, sementara enam orang aparat juga dilaporkan terluka. •ssb/aha