PARLEMENTARIA, Jakarta – Sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari tujuh belas ribu pulau yang membentang lebih dari lima ribu kilometer, sektor maritim memiliki pengaruh kritis terhadap kinerja ekonomi Indonesia dan telah diidentifikasi sebagai sektor prioritas. Sektor ini, dijelaskan Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia.
Dalam konteks diskusi sesi II agenda IPPP ke-2 yang bertema ‘Connecting Our Seas and People: Opportunities and Challenges’, kebijakan ekonomi biru (blue economy) Indonesia, yang berakar pada pembangunan berkelanjutan dan konservasi lingkungan, menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk mengatasi peluang dan tantangan konektivitas di kawasan Pasifik. Sebab, bagi Indonesia dan masyarakat Pasifik, konektivitas laut sangat penting di wilayah Indonesia dan Pasifik.
Meski begitu, masih ada berbagai tantangan yang ada. Termasuk disparitas dalam infrastruktur maritim, biaya logistik yang tinggi, dan pentingnya praktik berkelanjutan untuk menjaga kesehatan laut.
“Untuk mengatasi ini, Indonesia berinvestasi dalam modernisasi 636 pelabuhan, dan meningkatkan konektivitas udara untuk meningkatkan efisiensi. Sejak 2022, kami juga telah menerapkan Pengelolaan Pelabuhan Berkelanjutan (Eco–Port) dan Tindakan Mitigasi Perubahan Iklim di sektor logistik maritim (sector–port) serta mengintegrasikan platform digital dalam transportasi,” kata Puteri dalam diskusi sesi II, Sidang IPPP ke-2, di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Untuk itu, Puteri menekankan pentingnya Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk meningkatkan konektivitas udara untuk memperkuat hubungan regional, meningkatkan perdagangan, dan memfasilitasi hubungan antar masyarakat. Selain itu, Indonesia melalui kebijakan ekonomi biru, juga menggarisbawahi peran penting budaya dan seni dalam mendorong interaksi dan keterlibatan yang lebih dekat antara negara-negara Pasifik.
“Dibentuk oleh Samudra Pasifik, masyarakat kita memiliki kesamaan budaya dan adat istiadat tradisional. Melalui promosi pertukaran budaya, pertukaran dan kolaborasi antar masyarakat, kami bertujuan untuk memperkuat ikatan, menumbuhkan kepercayaan, dan saling pengertian,” jelas Puteri.
Pusat dari kebijakan ekonomi biru tersebut, Indonesia berkomitmen untuk melindungi laut, lingkungan dan masyarakat pesisir sambil mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui pengelolaan sumber daya berkelanjutan, upaya konservasi, dan kepemimpinan dalam perlindungan lingkungan, Indonesia berupaya mendorong konektivitas sambil menjaga ekosistem laut.
Oleh sebab itu, Puteri menilai Indonesia dan negara-negara Pasifik dapat mengeksplorasi potensi untuk membentuk satuan tugas regional untuk mengatasi polusi laut dan praktek penangkapan ikan yang bertanggung jawab di Pasifik, menjaga kesehatan ekosistem laut untuk generasi mendatang. •bia/aha