11 December 2024
Politik dan Keamanan

Isu Perdamaian Hingga Sosial Budaya Jadi Pembahasan dalam Forum IPPP

  • Juli 25, 2024
  • 0

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana usai opening ceremony Sidang IPPP ke-2, di Hotel Fairmount, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Foto : Jaka/Andri. PARLEMENTARIA, Jakarta – Indonesia

Isu Perdamaian Hingga Sosial Budaya Jadi Pembahasan dalam Forum IPPP
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana usai opening ceremony Sidang IPPP ke-2, di Hotel Fairmount, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Foto : Jaka/Andri.

PARLEMENTARIAJakarta – Indonesia kembali menggelar Sidang IndonesiaPacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 yang dihelat pada  24 Juli hingga 26 Juli 2024, di Jakarta. Pada pertemuan Parlemen Indonesia dan Parlemen-Parlemen Negara Pasifik tersebut, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana mengungkap setidaknya ada tiga isu penting yang akan didorong untuk menjadi komitmen bersama. 

Ia merinci, isu pertama adalah mengenai perdamaian dan keamanan kawasan. Ia menggarisbawahi perdamaian dan keamanan kawasan menjadi modal utama terbesar dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara Pasifik.

“Kami dari kemarin sudah menerima mereka untuk bertemu, menyambut mereka, lalu soft diplomacy pendekatan seni budaya, kita mungkin bernyanyi bersama dan band nya itu satu grup dari Papua,  juga kita berharap ini mendekatkan hubungan kita dengan mereka,” kata Putu kepada Parlementaria, usai opening ceremony Sidang IPPP ke-2, di Hotel Fairmount, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Isu kedua, adalah isu mengenai pembangunan kerja sama ekonomi yang inklusif. Hal ini menurutnya penting dimana masyarakat diharapkan dapat terlibat dan mendapatkan manfaat dari kerja sama ekonomi tersebut.

“Tidak hanya membahas tentang isu-isu tradisional perbatasan, tapi lebih membangun kerja sama misalnya investasi, perdagangan, bagaimana kita mendorong agar kita juga aktif memberikan dukungan capacity building kepada mereka, karena kita punya banyak BUMN untuk hadir di situ, dan bahkan ke depan akan menguntungkan, impactnya banyak hal tidak hanya secara hubungan ekonomi yang baik, yang ujungnya juga akan memberikan respect dari mereka kepada kita untuk integritas teritorial,” jelas Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

Selain itu, konsep ekonomi biru atau yang juga dikenal sebagai ekonomi laut atau ekonomi maritim, juga akan terus dikawal dalam pembahasan bersama negara-negara Pasifik. Hal ini mengingat Indonesia dan negara-negara Pasifik memiliki kawasan laut yang begitu luas.

Lebih lanjut, isu ketiga adalah mengenai kerja sama dalam bidang sosial dan budaya. Dalam hal ini pendidikan, pariwisata dan hubungan antar  juga menjadi perhatian penting dalam diskusi dengan parlemen-parlemen negara Pasifik. Dimana, Indonesia sendiri, lanjut Putu, selalu berkomitmen dalam pemerataan pembangunan.

“Kita ingin me-mainstreaming, agar mereka paham kita memberikan komitmen pembangunan, dari parlemen mendorong pemerintah agar pemerataan pembangunan baik di barat dan timur itu setara. dengan hubungan sosial-budaya penghormatan terhadap budaya, menghargai budaya, akhirnya ada respect, dia kenal maka dia ikut sayang,” tutupnya. •bia/aha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *