PARLEMENTARIA, Sumbawa Barat – Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai bahwa smelter tembaga yang dikelola PT AMMAN Sumbawa Barat merupakan turunan dari aktivitas pertambangan yang terbesar yang berada di Nusa Tenggara Barat. Pertambangan yang dikelola PT AMMAN ini akan merupakan aktivitas pertambangan yang terintegrasi, mulai dari proses eksplorasi, pengolahan, hingga saat ini akan memasuki tahapan pemurnian, di mana semuanya dikelola sangat luar biasa dan efisien.
“Betapa mengejutkannya kita semuanya karena setahun lalu, tepatnya Mei 2023, kami berkunjung ke sini belum terlalu banyak bangunan apa-apa. Jadi memang dalam waktu satu tahun dikelola secara cepat, EPC (Engineering Precrutment Construction) itu dikelola sangat luar biasa. Bahkan, dalam tahap commisioning saja seluruh unit yang terintegrasi terus diuji coba sampai tingkat produksi nanti di kuartal keempat tahun ini. Dan nantinya kapasitas pengelolaannya, smelter tembaga amman ini kurang lebih akan memproduksi 222.000 ton per tahun katoda tembaga,” ucapnya kepada Parlementaria usai memimpin Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VII saat melakukan peninjauan ke smelter tembaga PT AMMAN di Kabupaten Sumbawa Barat, Senin (15/7/2024).
Selain itu, Politisi Fraksi Partai NasDem ini melanjutkan, smelter tembaga PT AMMAN ini juga nantinya akan memiliki produk lain, yaitu 18 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99% dan juga 55 ton perak per tahun dengan kemurnian 99,95%. Diketahui, tembaga merupakan produk komoditas yang sangat vital bagi perkembangan dunia ke depan, dimulai dari dunia mobil listrik maupun elektrifikasi, sampai dengan teknologi energi terbarukan.
“Terlebih kita memasuki era teknologi energi terbarukan, semua komponen-komponen energi terbarukan, baik itu pakai kincir angin, maupun juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), maupun energi terbarukan yang lain, tembaga memiliki peran yang sangat vital. Kita bersyukur Indonesia memiliki cadangan tembaga yang cukup besar, di sini (Sumbawa) saja kurang lebih cadangan dan sumber daya mencapai 6 miliar metrik ton, dan jika semua proses ini berjalan baik maka ini akan mencapai di tahun 2050,” paparnya.
Sugeng juga menilai pengelolaan atas aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) PT AMMAN dinilai sangat baik. Pada kunjungan kali ini, Komisi VII DPR RI melakukan pengecekan di lapangan pada masing-masing area dan diperiksa satu-persatu, karena Komisi VII tidak ingin proyek strategis ini kelola secara asal-asalan.
“Dan mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh bagaimana pengelolaan tambang di tempat lain. Karena ini hampir zero waste pada tingkat tertentu dan manajemen limbahnya sudah dipastikan betul-betul menerapkan teknologi terbaru, sehingga bersih dan memenuhi standar-standar yang diwajibkan oleh pemerintah yang tiap tahun selalu menjadi semakin ketat,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau, yang mendampingi kunjungan kerja DPR RI tersebut memaparkan, kemajuan smelter tembaga AMMAN yang telah mencapai 95,5% dari hasil verifikasi hingga 31 Mei 2024. Hal itu menandakan telah tercapainya penyelesaian konstruksi fisik dan mekanik. Sekitar 4,5% sisanya merupakan tahapan komisioning yang saat ini tengah berjalan.
“Progres smelter tembaga AMMAN berjalan sesuai rencana. Tahap commisioning sudah dimulai sejak 1 Juni lalu dan kami telah menerima Sertifikat Kesiapan Komisioning dari verifikator independen, yang menandakan bahwa smelter tembaga AMMAN telah memenuhi seluruh persyaratan untuk komisioning yang aman,” jelasnya.
Tahap commisioning komisioning dijadwalkan berlangsung selama 4-5 bulan. Dalam tahapan ini, tungku smelter mulai dipanaskan dan konsentrat tembaga akan mulai dimasukkan ke smelter. Produksi katoda tembaga pertama yang menandakan dimulainya operasional smelter dijadwalkan pada kuartal IV 2024.
Sebelumnya, commisioning infrastruktur pendukung juga telah dilakukan sejak kuartal pertama tahun 2024, seperti fasilitas penyediaan air bersih Desalination and Demineralization Water (DDW) dan fasilitas suplai oksigen dan gas nitrogen Air Separation Unit.
Sementara itu, ratusan karyawan juga telah selesai menjalani pelatihan secara ekstensif di Tiongkok selama lima bulan untuk memastikan seluruh karyawan dibekali dengan keterampilan terbaik untuk mengoperasikan smelter dan memproduksi katoda tembaga beserta produk sampingannya dengan aman dan efisien.
Fasilitas smelter tembaga AMMAN memiliki total kapasitas input 900 kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produk dari peleburan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dan asam sulfat mencapai 830 ktpa. •ndy/rdn