11 December 2024
Industri dan Pembangunan

Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Percepat Pemanfaatan Peluang Besar Perdagangan di Selat Malaka

  • Juni 22, 2024
  • 0

Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus, saat mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi VI di Kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (20/06/2024). Foto: Munchen/vel. PARLEMENTARIA,

Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Percepat Pemanfaatan Peluang Besar Perdagangan di Selat Malaka
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus, saat mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi VI di Kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (20/06/2024). Foto: Munchen/vel.

PARLEMENTARIA, Batam – Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus, menekankan pentingnya mempercepat revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar di Batam untuk memanfaatkan peluang besar dari perdagangan di wilayah Selat Malaka. Selat Malaka menangani sekitar 80 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) barang setiap tahunnya. Di sisi lain, Singapura mengelola 45 juta TEUs dan Malaysia sekitar 10 juta TEUs yang bisa naik hingga 23 juta TEUs.

“Sementara itu, yang dikerjakan Pelindo baru 8 juta TEUs, dan pelabuhan ini baru bisa mencapai hampir 600 ribu TEUs,” kata Deddy Sitorus kepada Parlementaria usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi VI di Kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (20/06/2024).

“Sementara itu, yang dikerjakan Pelindo baru 8 juta TEUs, dan pelabuhan ini baru bisa mencapai hampir 600 ribu TEUs”

Deddy menjelaskan bahwa revitalisasi ini akan membuat proses ekspor-impor lebih mudah dan murah. Selain itu, penggunaan Pelabuhan Batu Ampar yang lebih optimal akan memberikan devisa dan pajak bagi negara. Ia juga menyarankan agar kapal-kapal pengekspor singgah di Batam daripada di Singapura, sehingga distribusi barang ke seluruh Indonesia bisa lebih efisien.  

“Manfaatnya sudah tentu ekspor-impor akan menjadi lebih mudah, lebih murah dan kemudian utilisasi dari Batam. Tentu akan memberikan devisa dan pajak kepada negara. Apalagi kalau dari negara pengekspor itu singgahnya di sini tidak di Singapura sehingga kapal-kapal kita tinggal ambil barang dari sini lalu diedarkan ke seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Deddy menambahkan bahwa revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar sudah lama dirancang sebelum pembangunan Pelabuhan Tanjung Pelepas di Malaysia. Kerja sama dengan Shipping Line atau Eksportir menjadi salah satu prioritas untuk membuat ekosistem di Pelabuhan Batu Ampar.

“Karena mereka yang punya inventory yang bisa menentukan pakai kapal mana berhenti di mana. Sehingga ekosistem itu harus dibangun oleh Pelabuhan Batu Ampar,” tambah Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Dengan adanya revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar, diharapkan pelabuhan ini bisa menjadi salah satu pusat logistik utama di Asia Tenggara. Sehingga, Indonesia bisa lebih optimal memanfaatkan lalu lintas perdagangan di Selat Malaka.

“Jadi sebenarnya ada banyak peluang yang bisa digunakan untuk memaksimalkan kinerja pelabuhan yang ada di sini untuk menjadi salah satu hak kita. Yang akan mempermudah ongkos logistik dan juga mendapatkan manfaat dari peredaran barang yang ada di Selat Malaka,” tutupnya. •mun/rdn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *