PARLEMENTARIA, Nusa Dua – Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Kamrussamad menegaskan pentingnya parlemen terlibat aktif terkait diplomasi air. Khususnya, dengan visi ideal air sebagai analogi yang mampu merawat bukan memecah belah masyarakat. Sebab itu, sebutnya, parlemen harus mengubah perspektif soal kebijakan air.
Hal ini menjadi sorotannya lantaran adanya sejumlah konflik yang cukup signifikan di dalam masyarakat. Berdasarkan data Water Conflict Chronology yang dibangun oleh Pacific Institute for Studies in Development, Environment and Security yang berfokus pada isu air tawar global dan regional, mencatat bahwa sedikitnya terjadi 1.634 konflik terkait akar sejak 2.500 tahun SM.
“Kami telah berkomitmen memperkuat pengaruh politik parlemen dengan membentuk Kaukus Parlemen tentang Air dan Sanitasi sebagai forum antaranggota parlemen yang memiliki kepedulian akan isu air. Kaukus ini dapat menjadi jembatan aktivitas politik air anggota DPR baik di dalam maupun luar negeri,” pungkasnya dalam sesi keempat pada agenda Pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia ke-10 di Nusa Dua, Bali, Selasa (21/5/2024).
Usai sesi tersebut, pertemuan parlemen ditutup dengan dirilisnya ‘Nusa Dua Communique’, yang berisi poin kunci dan rekomendasi-rekomendasi parlemen yang tersimpulkan dari perhelatan dua hari tersebut. IPU dan DPR RI juga menyepakati akan menginformasikan outcome tersebut lebih lanjut pada pertemuan global IPU ke-149 Oktober mendatang. •um/rdn