#Politik dan Keamanan

Pererat Kerja Sama Indonesia dan Norwegia dalam Jalinan 74 Tahun Hubungan Diplomatik

Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI - Parlemen Norwegia Ledia Hanifa Amaliah foto bersama usai menerima Duta Besar Norwegia untuk Republik Indonesia (H.E) Rut Kruger Giverin di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (2/5/2024). Foto: Mu/Andri.
Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI – Parlemen Norwegia Ledia Hanifa Amaliah foto bersama usai menerima Duta Besar Norwegia untuk Republik Indonesia (H.E) Rut Kruger Giverin di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (2/5/2024). Foto: Mu/Andri.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI – Parlemen Norwegia Ledia Hanifa Amaliah menerima Duta Besar Norwegia untuk Republik Indonesia (H.E) Rut Kruger Giverin. Memasuki 74 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Norwegia di tahun 2024 ini, kedua negara telah mencatat berbagai pencapaian yang mencerminkan hubungan erat baik di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Kedua negara juga memiliki sejarah persahabatan dan kerja sama yang kuat mencakup berbagai sektor, mulai dari transisi hijau dan konservasi lingkungan, perdagangan, perikanan dan kelautan, hingga demokrasi dan pendidikan.

“Hubungan kita dengan Norwegia sudah 74 tahun dan sejumlah hal kemitraan strategis antara Indonesia dengan Norwegia, terutama dalam hal green economy, lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan itu menjadi konsen kedua belah pihak,” papar Ledia di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak mendiskusikan kemitraan strategis, termasuk hubungan antarparlemen yang telah membuahkan hasil dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara. Kemitraan dan kerja sama antarparlemen, termasuk keikutsertaan Parlemen Norwegia (Storting) dalam pertemuan Parlemen di Forum Air Dunia (World Water Forum) yang akan diselenggarakan di Bali pada 19-22 Mei mendatang.

“Norwegia menjadi salah satu pintu kita masuk ke Eropa. Karenanya perdagangan menjadi hal yang menjadi perhatian kita, dan kita cermati”

Menurut Ledia, Indonesia selalu menganggap Norwegia sebagai teman lama. Pertemanan lama yang diperlukan di dunia yang sedang bergulat dengan tantangan kompleks, mulai dari krisis iklim, ketegangan geopolitik, hingga munculnya teknologi yang disruptif. Menurutnya, saat ini, upaya untuk saling bekerja sama dan mengintensifkan hubungan bilateral menjadi semakin mendesak. Dia juga menyinggung soal peningkatan hubungan dagang kedua belah pihak.

“Norwegia menjadi salah satu pintu kita masuk ke Eropa. Karenanya perdagangan menjadi hal yang menjadi perhatian kita, dan kita cermati. Dan kita mendorong supaya lebih besar lagi. Sebenarnya, ada peningkatan (perdagangan) hampir 80 persen, ini menjadi sangat penting untuk bisa mendorong ekspor Indonesia. Masuk Eropa bukan hal yang mudah, tapi mudah-mudahan dengan kita masuk ke Norwegia, bisa masuk ke Eropa secara keseluruhan,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.

GKSB DPR RI mengapresiasi berbagai capaian positif dalam hubungan bilateral kedua negara, khususnya melalui berbagai forum bilateral, antara lain, Komisi Bersama terkait Kerja Sama Bilateral (Joint Commission on Bilateral Cooperation/JCBC), Dialog HAM, Forum Konsultasi Bilateral Energi (FKBE), serta kerja sama bidang lingkungan hidup yang diperbaharui (Partnerhsip for FOLU).

Dalam pertemuan ini hadir pula Anggota GKSB DPR RI lainnya, yaitu Ratih Megasari Singgkarru, Sartono, Diah Nurwitasari, dan Aus Hidayat Nur. •ssb/rdn

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *