13 December 2024
Politik dan Keamanan

Partisipasi Pemilu 2024 Menurun, Legislator Minta Penyelenggara Pilkada Riau Giat Sosialisasi Tahapannya

  • April 24, 2024
  • 0

Anggota Komisi II DPR RI Arsyadjuliandi Rachman dalam foto bersama usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses, di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/4/2024). Foto: Wilga/vel. PARLEMENTARIA, Pekalongan – Wakil Ketua Komisi X

Partisipasi Pemilu 2024 Menurun, Legislator Minta Penyelenggara Pilkada Riau Giat Sosialisasi Tahapannya
Anggota Komisi II DPR RI Arsyadjuliandi Rachman dalam foto bersama usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses, di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/4/2024). Foto: Wilga/vel.

PARLEMENTARIA, Pekalongan – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih bersama tim melakukan kunjungan kerja spesifik ke Pemerintah Kabupaten Pekalongan di Jawa Tengah yang dihadiri oleh pelaku UMKM batik. Dalam kunjungan itu, ia menyerap aspirasi tentang bisnis dan tantangan industri kain khas Indonesia tersebut.

Salah satu tantangan yang ia dengar adalah banyaknya duplikasi terhadap batik oleh negara besar seperti China. “Iya memang produk kita banyak sudah di duplikasi oleh negara-negara besar seperti China, dan ini tantangan buat kita tadi di forum ini muncul bahwa ada order sesungguhnya ketika ibadah haji itu kan ada seragam batik,” ujarnya saat kunjungan ke Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024). 

Lebih lanjut, ia menyebutkan jika ada permintaan besar seperti batik untuk jemaah haji, Fikri menerima usulan dari warga yang dikunjungi agar permintaan pasar itu dapat diserahkan kepada UMKM ketimbang perusahaan besar. “Ternyata ujungnya adalah kembali lagi ke pabrikan perusahaan besar yang mungkin ini tantangan buat pemerintah daerah. Pemerintah pusat juga advokasi atau afirmasi kepada mereka,” ungkapnya.

Legislator Fraksi PKS ini juga menjabarkan terdapat berbagai macam batik mulai dari batik tulis, batik cap dan batik tulis custom. Ketiganya memiliki ciri khas tersendiri yang berasal dari pengrajin Pekalongan yang berbeda dengan proses pembuatan pabrikan besar.

“Kalau kita mau menumbuhkan mereka (SDM pembatik tulis), tentu bagaimana supaya tidak memilih hanya karena harganya murah. Kita tidak tahu kan? Misalnya tentu kualitas batik tulis yang custom yang cap misalnya, tetapi asli Pekalongan itu tentu lebih bagus loh daripada pabrikan yang jumlahnya besar. Mungkin ada biaya produksi yang lebih murah, tetapi kekhasan, keunikan dan mungkin dari segi estetika dan seterusnya kreativitas berbeda,” urainya.

“Oleh karenanya, tantangan buat kita semuanya terutama pemerintah dan sudah disampaikan oleh pengrajin disini untuk membela untuk berpihak kepada UMKM kita,” jelasnya. •mri/aha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *