Legislator Komisi VI Dukung BUMN Pariwisata Majukan Potensi UMKM Indonesia
- 0
- 3 min read
Anggota Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo saat mengikuti pertemuan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: Oji/vel.
PARLEMENTARIA, Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo mendorong jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pariwisata dan aviasi ikut memajukan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan bisnisnya. Hal tersebut diungkapkannya saat pertemuan dengan jajaran direksi Garuda Indonesia, Angkasa Pura, Angkasa Pura II dan BUMN lainnya dalam rangka kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).
“Untuk Injourney Airport terkait kerja sama dengan UMKM itu realisasinya seperti apa karena di lapangan saya belum melihat di mana letak sentra-sentra UMKM-nya. Saya selama ini hanya melihat deretan toko-toko branded saja kalau ke Bandara,” tandas Eko Hendro Purnomo.
Sebagaimana diketahui, Holding PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau “InJourney” merupakan ekosistem pariwisata multisektor terlengkap dan terbesar di Asia Tenggara yang memberikan layanan bandar udara dan kargo, destinasi pariwisata, hotel hingga manajemen retail produk serta industri kreatif yang resmi dibentuk pada Oktober 2021.
Politisi PAN ini juga menyinggung maskapai Garuda Indonesia yang pernah kerja sama dengan produk minuman asal Jepang Pocary Sweat yang notabene brand luar negeri. “Kenapa tidak melakukan kerja sama dengan brand lokal dalam negeri yang mulai berhasil. Kenapa tidak memilih memanjakan dan memajukan produk-produk dari Indonesia karena Garuda membawa nama Indonesia,” tukas Eko.
Legislator asal Dapil DKI Jakarta I ini menegaskan bahwa maskapai Garuda itu bawa image Indonesia. Dirinya juga berharap makanan yang disajikan di pesawat Garuda menjadi ciri khas makanan Indonesia. Pengalamannya terbang dengan Garuda baik dari Jakarta ke Singapura, atau pulang umroh dari Jeddah itu makanannya yang disajikan justru internasional.
“Kenapa tidak disajikan makanan khas daerah di Indonesia seperti rendang, nasi uduk, nasi ulam dan sebagainya. Makanan penutupnya juga bisa ya dengan kue-kue tradisional. Pengalaman saya naik maskapai Turki misalnya, itu mereka menyajikan jenis makanan negaranya sehingga kita sebagai penumpang ada rasa ingin tahu apa namanya makanan tersebut. Dulu pernah ada nasi tumpeng mini disajikan saat Garuda ulang tahun saja kalau tidak salah dan sekarang tidak muncul lagi,” urainya.
Wakil rakyat yang berangkat dari dunia selebriti ini juga mengusulkan agar BUMN Pariwisata menawarkan wisata dengan sistem bundling (paket). Misalnya wisata ke Bali tapi juga boleh ditawarkan ke Jogja, NTT, NTB dan sebagainya. Jadi selama wisata seminggu itu tidak menumpuk di Bali saja tapi ditawarkan ke daerah lainnya.
“Buatlah paket-paket wisata yang menarik dan tidak fokus tujuannya di Bali saja. Banyak teman saya dari luar negeri yang tidak kenal Jakarta, Jogja, apalagi NTT termasuk banyak wisatawan dari China dan India yang juga hanya kenalnya Bali saja,” ujarnya.
Terakhir, dirinya melihat Sarinah yang bergerak di bidang kurator produk dan retail alhamdulilah sudah lumayan bagus tapi menurutnya Sarinah belum menjelaskan secara rinci berapa dukungannya terhadap UMKM yang dibantu, lalu bergerak di bidang apa saja. “Bagaimana menarik minat market anak-anak muda untuk jajan, makan dan sebagainya tidak semata-mata hanya kumpul-kumpul saja di Sarinah,” pungkasnya. •oji/aha
- Komisi VI
- Seputar Isu