#Industri dan Pembangunan

Sinergi PLN dan Antam Diperlukan Guna Penuhi Kebutuhan Listrik Smelter di Halmahera Timur

Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Hermanto saat mengikuti pertemuan Komisi VII DPR RI dengan PT Antam dalam rangka Kunjungan Kerja Reses, di Manado, Sulut, Kamis (18/4/2024). Foto: Arief/vel.
Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Hermanto saat mengikuti pertemuan Komisi VII DPR RI dengan PT Antam dalam rangka Kunjungan Kerja Reses, di Manado, Sulut, Kamis (18/4/2024). Foto: Arief/vel.

PARLEMENTARIA, Manado – Salah satu tujuan pemerintah membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah bertujuan mencari keuntungan untuk kepentingan negara. Termasuk, BUMN PT Antam yang bergerak di bidang pertambangan dalam mengelola proyek smelter feronikel di Halmahera Timur.

Namun demikian, Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Hermanto menilai proyek smelter yang semestinya sudah bisa berproduksi itu kini mengalami kemandekan proyek akibat kurangnya suplai listrik. Oleh karena itu, tegasnya, sinergi antar-BUMN harus satu visi dan memiliki rasa kepemilikan bersama (sense of belonging) yang tinggi. Sehingga, ketika ada satu BUMN yang dihadapkan pada persoalan tertentu harus ada satu BUMN yang bisa membantu dan harusnya bersinergi. 

“Salah satu yang paling memungkinkan adalah bekerja sama sama dengan PLN. Karena PLN menjadi penyedia listrik di Indonesia yang sudah siap dengan segala sesuatunya. Ketika ini terjadi kerja sama dengan PLN ya mudah-mudahan masalah (kurangnya suplai listrik) ini bisa segera teratasi,” kata Bambang Hermanto kepada Parlementaria usai pertemuan Komisi VII DPR RI dengan PT Antam dalam rangka Kunjungan Kerja Reses, di Manado, Sulut, Kamis (18/4/2024).

“Ketika ini terjadi kerja sama dengan PLN ya mudah-mudahan masalah (kurangnya suplai listrik) ini bisa segera teratasi”

Sehingga, dengan adanya pertemuan ini, Politisi Fraksi Partai Golkar itu berharap mendapatkan solusi dari persoalan yang dialami PT Antam, yaitu mendorong PLN untuk bisa membantu agar smelter feronikel di Halmahera timur bisa berproduksi. 

“Mendengar apa yang disampaikan oleh Antam bahwa karena suatu hal yang tidak bisa terpenuhi yang akhirnya sampai hari ini mangkrak semua,” terangnya.

Ia pun menyoroti ketika ada industri yang akan membangun smelter apapun kondisinya, maka ketersediaan listrik (power supply) semestinya menjadi tahapan awal. Namun, yang sekarang terjadi, semua infrastruktur sudah terbangun tapi sumber energi listriknya belum, sehingga akhirnya saat ini smelter belum bisa diproduksi. 

“Harusnya power supply menjadi bahan dasar hal yang sangat vital karena tidak akan mungkin bisa bekerja tanpa ada power. Apalagi kita mau berproduksi yang notabene smelter itu sangat membutuhkan energi yang cukup besar yaitu enargi listrik. Kenapa (persoalan sumber listrik) itu tidak dilakukan terlebih dahulu, kenapa baru munculnya sekarang,” pungkasnya. •afr/rdn

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *