Lebaran, Hasil dari Laku Puasa Menahan Diri Tercermin dalam Etika Politik
- 0
- 2 min read
Anggota DPR RI Willy Aditya. Foto: Dep/vel.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota DPR RI Willy Aditya menilai Lebaran atau Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah merupakan momentum memperbaiki kualitas kehidupan politik. Lebaran, katanya, diharapkan bisa membawa perubahan terhadap kehidupan politik menjadi semakin penuh harkat dan martabat.
“Lebaran adalah hasil dari laku puasa kita selama sebulan. Orang yang berlebaran adalah yang telah berhasil melatih untuk senantiasa mengendalikan diri,” ujar Willy Aditya, dalam keterangan yang diterima Parlementaria, di Jakarta Selasa (16/4/2024).
Willy berpendapat, bentuk pengendalian di dalam politik tercermin pada pengindahan terhadap fatsun, kode etik, dan aturan bermain dalam politik. Baginya, momentum Lebaran semestinya dapat membawa perubahan para pelaku politik yang semakin penuh harkat dan martabat.
“Sehingga, bagaimana mau berlebaran jika (nilai) puasanya saja tidak dijalankan dengan baik?”
Politisi Fraksi Partai NasDem itu melihat ketegangan politik selama kontestasi Pemilu 2024 yang terjadi masih dalam taraf yang wajar. Kendati demikian, pihaknya tetap menyoroti adanya dinamika yang tidak wajar atau kurang elok, utamanya sebelum proses pemilihan kemarin.
“Inilah yang patut disayangkan, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai puasa. Sehingga, bagaimana mau berlebaran jika (nilai) puasanya saja tidak dijalankan dengan baik?” ujar Willy.
Ia berharap tahapan yang sedang berlangsung di MK saat ini, yaitu sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU), dapat menjadi ruang perbaikan atas kehidupan politik Tanah Air. Sebab, kata Willy, yang penting dalam politik bukan menang dan kalah, melainkan bagaimana menyikapi hasil yang ada dengan dewasa dan terhormat. •rdn