PARLEMENTARIA, Jakarta – Mudik secara historis merupakan sebuah interaksi sosial masyarakat yang diselenggarakan pada saat jelang Hari Raya Idul Fitri. Khususnya di Indonesia, mudik menjadi sebuah tradisi yang dilembagakan. Oleh karena itu, maka diharapkan kegiatan mudik tersebut harus lebih baik dari tahun ke setiap tahunnya.
Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Fauzi saat hadir sebagai salah satu narasumber diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Peran DPR Pastikan Mudik Aman, Silaturahmi Nyaman” yang digelar di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2024).
“Karena hampir setiap tahun kita melakukan mengevaluasi dan memperbaiki, sehingga mudik itu diharapkan lebih baik. Bicara tentang mudik, itu sudah pasti ada pelakunya yang mudik, kemudian apa transportasinya. Bicara alat transportasi adalah ada dua pendekatannya, pendekatannya adalah keamanan dan kenyamanan,” ujar Fauzi.
“Karena hampir setiap tahun kita melakukan mengevaluasi dan memperbaiki, sehingga mudik itu diharapkan lebih baik,”
Bicara alat transportasi, Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut menyoroti permasalahan jalan berlubang yang masih banyak ditemukan di beberapa wilayah sehingga menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat. Fauzi menyayangkan masih cukup banyak jalan-jalan yang harus diperbaiki oleh Pemerintah jelang Lebaran ini.
“Memang kalau masalah jalan, kita masih banyak pendekatannya kepada bagaimana membuat jalan dibanding daripada memelihara jalan. Biaya pemeliharaan jalan sangat rendah sekali, padahal kalau itu dialokasikan secara maksimal maka saya yakin pembiayaannya akan lebih murah dibanding kita membuat jalan baru atau memperbaiki secara total,” tutur Fauzi.
Oleh karena itu, Fauzi menegaskan pemeliharaan jalan harus juga dikedepankan oleh Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Perhubungan. Legislator Dapil Sulawesi Selatan III tersebut mengingatkan Pemerintah jangan hanya bicara tentang perbaikan jalan hanya pada saat menjelang Lebaran saja.
Fauzi juga mengingatkan masih banyaknya permasalahan Truk Over Dimensi Over Load (ODOL) yang melebihi kapasitas maksimal dari sisi berat maupun dimensi yang melintas sehingga menyebabkan banyak jalan-jalan menjadi hancur. Bahkan menyebabkan jembatan timbang yang tadinya bisa mendapatkan pendapatan non pajak, menjadi tidak maksimal. “Sangat kecil sekali pendapatan non pajak, itu yang didapat dari jembatan timbang. Nah ini juga harus diperbaiki,” tandasnya. •pun/aha