PLTS Nusa Penida Bisa Jadi Pelopor EBET di Indonesia
- 0
- 2 min read
Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto saat bertukar cenderamata usai pertemuan di Denpasar, Bali, Kamis, (7/3/2024). Foto: Farhan/nr.
PARLEMENTARIA, Denpasar – Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon guna menjaga kenaikan suhu global. Salah satu upayanya menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030. Demi mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih awal.
Mengawali hal tersebut, PT PLN telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida dengan harapan dapat membangun sebuah transisi energi yakni Energi Baru Terbarukan (EBET) khususnya di Provinsi Bali.
Pada Kunjungan Kerja kali ini, Sugeng Suparwoto yang menjadi Ketua Tim pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Denpasar, Bali, Kamis, (7/3/2024). Mengungkapkan pendapatnya terhadap langkah PT PLN Provinsi Bali yang telah membangun PLTS Hybrid Nusa Penida dengan harap bisa memulai sedikit demi sedikit upaya menekan emisi bahan bakar fosil yang sangat besar.
“PLTS Nusa Penida mempunyai 3,5 MWac, ini adalah sebuah langkah awal dan strategis bagi transisi energi yang diwujudkan dengan membangun PLTS yang berada di pulau Nusa Penida, dan memperoleh pengalaman empirik dimana mengganti energi fosil dengan energi baru sehingga bisa ditingkatkan untuk cakupan yang lebih luas lagi,” ujar Sugeng.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai NasDem tersebut juga mempertanyakan Kementerian ESDM yang di dukung oleh PLN mengenai rasio elektrifikasi, bahwa tingkat elektrifikasi di Indonesia sebesar 99,54% tetapi berbeda dengan data faktual yang ditemukan masih banyak desa yang belum mendapatkan sumber daya listrik, maka dari itu Komisi VII DPR RI mencoba untuk mencocokkan data kembali agar kedepannya dapat menerapkan Energi Baru Terbarukan (EBET) di seluruh Indonesia.
“Disebutkan oleh Pemerintah juga di dukung oleh oleh PT PLN tingkat elektrifikasi kita sudah mencapai 99,54% hanya tinggal kurang lebih 0,46% saja yang kurang, kurang lebih 450 ribu rumah tangga yang belum teraliri listrik, tetapi faktanya banyak masyarakat di desa-desa yang belum mendapatkan langsung sambungan listrik, maka dari itu kita harus mencocokkan kembali data-datanya dengan PT PLN supaya jaringan listrik dapat menjangkau desa-desa terjauh sekalipun,” tutupnya. •mf/aha