Hermanto Minta Pemerintah Upayakan Penyerapan Beras Dalam Negeri
- 0
- 2 min read
Anggota komisi IV DPR RI Hermanto saat diwawancarai Parlementaria di Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto: Oji/nr.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Kelangkaan beras yang terjadi beberapa waktu ini membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan impor. Pasalnya, harga beras telah melampaui harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Menanggapi itu, Anggota komisi IV DPR RI Hermanto meminta pemerintah untuk betul betul mempertimbangkan opsi impor sebagai alternatif akhir dan mengupayakan penyerapan beras dalam negeri. Sebab menurutnya, dirinya melihat situasinya ada kecenderungan yang sebenarnya bisa ditangani selain dengan impor beras.
“Pemerintah jauh hari itu harus sudah mempersiapkan bagaimana desain pertanian kita ini bisa memenuhi kebutuhan mendasar dari bangsa Indonesia yang jumlahnya itu adalah 275 juta jiwa,” ungkap Hermanto ketika ditemui tim Parlementaria di Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2024)
Ia pun meminta agar Bulog tidak menjadikan impor sebagai satu satunya solusi di setiap upayanya menjaga stok beras, melainkan perlu mengusahakan membeli beras petani.
“Jangan melulu info sebentar-sebentar impor, sebentar impor, ini adalah langkah yang tidak baik dan kita terus-menerus akhirnya tergantung kepada luar negeri. Saya minta supaya kita harus membeli beras petani supaya petani itu juga kapan lagi dia mau sejahtera,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk menghindari kelangkaan beras di pasar ke depannya, pemerintah juga perlu memperbaiki tata kelola beras di Indonesia. Ia pun mewanti wanti agar jangan sampai petani yang diminta kerja keras ke sawah dan memanen namun pada akhirnya mereka tidak mendapat hasilnya.
“Petani kita sekarang ini sedang mengharap sekali apa yang menjadi kebutuhan mereka terhadap serapan beras yang ada di petani ini. Oleh karena itu saya minta supaya pemerintah memprioritaskan membeli beras petani dulu,” tegas Politisi Fraksi PKS ini.
“Jangan sampai terlalu banyak pelaku-pelaku intermediary yang mengakibatkan para pelaku intermediary lebih mengambil keuntungan yang lebih besar sehingga petani tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari kenaikan harga beras seperti ini,” tutupnya. •hal/aha