Perlu Pendekatan Preventif Untuk Meredam Kenakalan Remaja
- Februari 29, 2024
- 0
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI dengan Bupati Sleman, Forkompimda dan jajarannya di Aula Lantai 3 Setda
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI dengan Bupati Sleman, Forkompimda dan jajarannya di Aula Lantai 3 Setda
PARLEMENTARIA, Sleman – Anggota Komisi X DPR RI Nuroji mendorong pendekatan preventif (pencegahan) dari para pemangku kepentingan untuk meredam maraknya kenakalan remaja yang kian memprihatinkan. Hal tersebut ia ungkapkan saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI dengan Bupati Sleman, Forkompimda dan jajarannya di Aula Lantai 3 Setda Kabupaten Sleman, Selasa (27/2/2024).
“Salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah strategi pemajuan kebudayaan untuk meredam pengaruh budaya luar, dengan mengedepankan dan mengenalkan budaya sendiri melalui taman budaya, lembaga-lembaga kebudayaan, museum kepada para remaja. Pembinaan ini menjadi dasar untuk membentuk karakter pemuda kita yang selama ini banyak terpengaruh oleh budaya negara lain,” tandas Nuroji.
Politisi Partai Gerindra ini mencontohkan seni bela diri pencak silat yang merupakan tradisi bangsa kita apabila dikenalkan pada generasi muda akan belajar tentang sportivitas, kedamaian, setia kawan bukan malah menimbulkan permusuhan.
“Kegiatan positif seperti seni beladiri pencak silat bisa menjadi alternatif bagi para remaja untuk menyalurkan energi dan waktu luangnya sehingga akan mengurangi kecenderungan untuk bertindak hal-hal negatif,” ujarnya.
Legislator kelahiran Depok dan mewakili Dapil Jawa Barat VI ini mendorong bagaimana aplikasi dalam pendidikan di daerah-daerah, misalkan mengenalkan kesenian ludruk, lenong yang didalamnya bisa disampaikan pesan-pesan yang membentuk karakter anak. “Ini kaitannya dengan kenakalan remaja, mereka sudah jarang menonton kesenian, jarang membaca literasi kisah-kisah dalam pewayangan, dongeng yang mengandung nasihat,” pungkasnya.
Di lain pihak, Kapolresta Sleman AKBP Yuswanto Ardi mengungkapkan kejahatan jalanan “klitih” yang sempat marak terjadi di Kabupaten Sleman dan sekitarnya dilakukan oleh anak-anak remaja yang masih dibawah umur.
“Selain melakukan penegakan hukum di lapangan, kami juga mengedepankan pola-pola preventif untuk meredam kejahatan jalanan yang dilakukan oleh anak-anak yang terpinggirkan. Perlu banyak kegiatan untuk menampung aktivitas anak-anak, seperti band, seni tari, pencak silat, pelatihan barista, pelatihan mekanik dan sejenisnya,” imbuh Ardi. •oji/aha